Ditulis oleh : Chanry Andrew Supripatty
TRIBUNNERS - Ketua Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI) Papua dan Papua Barat, memberikan dukungan kepada pihak Kepolisian Daerah Papua mengungkap oknum Jurnalis di Papua yang bekerja sebagai agen (spionase) asing.
Hal tersebut dikatakan Ketua IJTI Papua dan Papua Barat, Richardo Hutahaen kepada media ini, di Sorong, Senin (22/2/2016).
Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw belum lama ini mengungkapkan adanya oknum wartawan yang bekerja sebagai agen (Spionase) negara asing.
Menurut Richardo, pernyataan Kapolda Papua tersebut tidak harus ditanggapi negatif. "Pernyataan Kapolda Papua itu tidak usah membuat organisasi pers dan wartawan di Papua menjadi kebakaran jenggot, saya rasa pernyataan Kapolda Papua itu baik, agar jurnalis di Papua, dapat mengintropeksi diri masing-masing," ujarnya.
Lebih lanjut Richardo menghimbau agar jurnalis dan organisasi pers di Papua membantu Polda Papua untuk mengusut tuntas siapa sebenarnya oknum wartawan di Papua yang termasuk dalam jaringan laba-laba tersebut.
"Kalo memang tidak terlibat ya syukur. Untuk itu jurnalis di papua harus bersatu membantu polda papua untuk mengusut tuntas siapa sebenarnya jaringan laba-laba ini," katanya.
"Keberanian Polda Papua ini saya rasa membuka mata kita utk semakin profesional melakukan tugas jurnalis di Papua ini. Dan IJTI Papua akan merangkul seluruh organisasi pers dan wartawan di Papua untuk membantu Polda Papua untuk mengungkap adanya oknum wartawan di Papua yang termasuk dalam jaringan laba-laba tersebut."
Sementara itu, kepala Bidang Advokasi IJTI Papua dan Papua Barat, Chanry Andrew Suripatty, mengatakan, pernyataan Kapolda Papua tersebut harus disikapi dengan bijaksana, karena tentu ucapan itu ada dasarnya.
"Kasus ini harus disikapi secara bijaksana, tidak usah kebakaran jenggot, sudah jelas kalau polisi ungkapkan hal itu berarti mereka punya data akurat, kita harus kerja profesional, karena didalam undang-undang pers , sudah diatur soal pekerja pers," katanya.
Menurut Chanry, hal tersebut harus diungkap secara terang benderang, agar tidak menjadi polemik ditengah-tengah wartawan.
Diberitakan sebelumnya, Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw sempat mengungkapkan kepada beberapa media, adanya oknum wartawan di Papua yang diduga bekerja sebagai agen atau spionase negara asing, yang mana oknum-oknum tersebut dikategorikan masuk dalam jaring laba-laba.
Menurutnya beberapa oknum wartawan tersebut menjadi agen informasi luar negeri dalam melakukan propaganda soal kampanye terselubung Papua Merdeka yang kerap menjadi perhatian khusus dunia internasional.
"Saya menduga aksinya sudah lama," ungkap Waterpauw kepada wartawan, Rabu (17/2/2016) malam.
"Jadi saya sebut sebagai jaringan laba-laba karena kegiatannya melakukan propaganda Papua ke luar negeri. Cara kerjanya adalah memutar balikan fakta soal kondisi Papua," terangnya.
Dugaan aktivitas propaganda yang dilakukan oknum wartawan, bukan hanya tercium olehnya, namun pihak Kementerian Luar Negeri juga sudah mengetahuinya. Hanya saja Polda Papua belum bisa mempublikasi identitas oknum tersebut.
"Nanti ada waktu kita ungkap identitasnya," katanya.