Penderita yang mengalami gejala tersebut harus segera dibawa kerumah sakit, namun apabila makanan diperkirakan masih ada didalam lambung (kurang dari 4 jam setelah makan singkong), dapat dilakukan pencucian lambung dengan membuat penderita muntah.
Penderita yang sudah cukup kritis akan mendapatkan suntikan natrium tiosulfat yang mengandung sulfur dimana bertujuan untuk mempercepat kerja enzim rodanase (transulfurase) yang terdapat dalam hati.
Enzim ini dapat mengubah zat sianida menjadi ion tiosianat yang relatif kurang toksik.
Jadi, apakah kita tidak boleh mengonsumsi singkong lagi? Tentu saja boleh. Kadar sianida yang terdapat pada singkong berbeda – beda tergantung dari jenis singkongnya.
Kadar sianida ini juga dapat diminimalisir mulai dari saat pengolahan hingga saat singkong tersebut dimakan.
Pencegahan keracunan zat sianida dalam singkong dapat dilakukan dengan merendam singkong yang akan dimasak didalam air untuk waktu yang cukup lama (satu malam sebelum dimasak).
Perendaman dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar HCN di dalam singkong, karena HCN bersifat larut dalam air.
Nah, dengan mengetahui cara pengolahan yang benar, Anda tidak perlu takut apabila ingin mengonsumsi singkong kembali. Sianida dalam singkong? Siapa takut!