Paradigma kader partai harus diredefinisi dan diperluas agar, partai tidak terjebak dalam pikiran sempit bahwa yang boleh merebut kekuasaan politik menjadi monopoli kader partai yang mayoritas belum siap menjadi pemimpin yang amanah.
Cara berpikir bahwa hanya anggota partai aktif bekerja di partailah yang boleh disebut kader partai hatus dibuang jauh-jauh, karena sebagian besar kader partai justru hanya jadi benalu-benalu yang tidak produktif di partai.
Karena itu setiap putra putri terbaik bangsa harus dikualifikasi sebagai kader partai meskipun bukan pengurus dan anggota partai tersebut.
Kalau partai ingin menempatkan putra putri terbaik bangsa ini di setiap level, maka partai wajib mengusung dan mempercayakan rakyat untuk memilih dan menilai sendiri demi kepentingan memimpin bangsa ini.
Partai tidak boleh membuat sekat untuk mendikotomikan kader partai dan non-kader partai, ketika bangsa ini berada dalam krisis kepemipinan dimana rakyat membutuhkan pemimpin yang ideal.