Oleh: Alex Palit
Selasa malam (5/4) sekitar 23.00 wib, saya ditelpon seorang teman yaitu Budi Purnomo yang tak lain merupakan koordinator media tim sukses Sandiaga Uno memberitahu bahwa besok (6/4),
Sandiaga Uno ditemani Bang Idin pengelola Taman Kota Sanggah Buana akan ziarah ke makam Pangeran Jayakarta, di Jatinegara Kaum – Jakarta Timur.
Sekaligus mereka akan mampir berziarah ke makam Pangeran Sanghyang (Raden Syarif bin Pangeran Senapati Ingalaga) yang lokasinya sekitar 100 meter dari makam Pangeran Jayakarta.
Sebagai teman seperguruan semasa kerja sebagai wartawan di Harian Surya (Surabaya) dan Persda – Kompas (Jakarta) yang kini beralih nama Tribunnews.com, hingga kini kita pun tetap saling kontak dan bersilaturahmi.
Di mana Budi Purnomo saat ini merupakan koordinator media tim sukses Sandiaga Uno.
“Ya Bud siap, besok pagi saya stand by di sana,” jawab saya dengan antusias.
Mungkin salah satu alasan Bud telpon saya, ia tahu bahwa saya sering nongkrong di pemakaman tersebut. Kalau dihitung sudah sekitar 7 tahunan saya suka berziarah di makam tersebut, hingga hari ini.
Selain berziarah, bersama sejumlah teman dari Utan Kayu, kita pun membantu melakukan bersih-bersih tempat tersebut, seperti menyapu halaman pemakaman yang banyak ditumbuhi pohon bambu, kamboja, jamblang, dan lainnya. Itupun kita lakukan secara rutin setiap hari secara bergantian.
Beruntung sekarang ada beberapa petugas tukang sapu dari dinas kepurbakalaan DKI Jakarta Timur yang dipekerjakan di situ.
Sehingga kita pun relawan ‘tukang sapu pemakaman Pangeran Sanghyang’ terbantu. Banyak teman wartawan tanya sekarang kerja di mana? Saya jawab, tukang sapu kuburan.
Sementara teman wartawan seangkatan saya sekarang sudah rata-rata jadi pemimpin redaksi. Bahkan ada beberapa teman yang penasaran, lalu menemui saya, salah satunya Budi Purnomo.
Bahkan kalaupun saya lagi mau ketemuan sama Budi, saya selalu mengajaknya kita ketemu di sana saja. Tempatnya enak rimbun banyak ditumbuhi pepohonan, sepi, tenang jauh dari keriuhan, kalau kata Ebiet G Ade; sepi lebih berarti dari keriuhan, apalagi buat tempat kontemplasi pas banget.
Itu membuat saya pas banget buat saya betah dan nyaman dengan tempat ini. Bud, kapan lagi kita nongkrong di saung bicara Indonesia, di mana lagu kita masih sama; Indonesia Raya.
Soal histori apa dan siapa Pangeran Sanghyang, saya tidak berani dan tidak berhak membeberkannya, takut salah oleh tafsir subjektif personal. Yang punya otoritas bisa cerita apa dan siapa Pangeran Sanghyang dan lainnya yang ada di pemakaman tersebut adalah kuncennya yaitu Upi Supriadi yang akrab dipanggil Mang Upik.
Soal siapa-siapa publik figur atau ‘orang penting’ yang pernah datang berziarah di tempat memang tidak perlu untuk diungkap. Kalaupun ada yang datang berziarah ke tempat ini, biasanya mereka cenderung diam-diam alias menjauhkan diri dari publikasi pemberitaan media.
Tulisan ini hanya sekadar apresiasi saya terhadap Budi Purnomo selaku Timses Sandiaga Uno yang telah menyempatkan diri telpon saya memberi tahu bahwa cagub dari Partai Gerindra yang akan maju di Pilkada DKI Jakarta 2017 ini menyempatkan diri mampir berziarah ke makam keramat Pangeran Sanghyang. Tak ada yang tak ada, semoga terkabul, Amin!
* Alex Palit, citizen jurnalis Jaringan Pewarta Independen