News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Anang: AADC2 Bukti Pasar Film Indonesia Ada

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

INVESTASI PERFILMAN - Anang Hermansyah hadir, pada acara Dialog Perfilman indonesia, dengan tema Investasi Perfilman, yang diadakan di Gedung Kemendikbud, Jakarta Pusat, Kamis (3/3). Dialog membahas seputar masalah yang akan dihadapi dunia perfilman Indonesia pasca dicabutnya daftar negatif investasi (DNI). Tampil sebagai pembicara Sys NS (mewakili PPFI), Slamet Rahardjo (aktor), Sheila Timohty (APROFI), Djoni Syafruddin (GPBSI), Manoj Punjabi (produser MD Pictures), HB Naveen (produser Falcon Pictures), Oddy Mulya Hidayat (APFI), Rudy Anintio (Twenty One Grup), Anggota Komisi VII DPR Anang Hermansyah dan Dian Sugandhi (CGV Blitz). Acara dialog dipandu oleh Dosen UI Ade Armando, dan dibuka oleh Mendikbud Anies Baswedan. Dalam sambutannya Anies Baswedan mengatakan, kita ingin membangun ekosistem perfilman. Kita tidak mungkin membangun perfilman tanpa ekosistem yang baik. Dialog ini tidak bicara lagi soal DNI, tetapi bagaimana langkah ke depannya, kata Anies.

Selain itu, Anang juga menyebutkan, momentum sukses AADC2 ini juga harus ditangkap dengan baik oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengkonkretkan pembangunan SMK Perfilman secara merata di wilayah Indonesia.

"Mimpi saya, sutradara yang sukses tidak hanya milik Riri Reza atau Mira Lesmana saja, tapi bisa juga muncul dari anak bangsa dari berbagai belahan Nusantara ini," tutur Anang.

Di bagian lainnya, Anang juga meminta pemerintah dan pemangku kebijakan agar segera merealisasikan sistem box office di Indonesia. Dengan sistem ini akan diketahui penyebaran film di daerah-daerah, berapa penontonnya serta tren genre film apa yang sedang booming di daerah-daerah.

"Sistem Box Office juga bisa mengatasi permasalahan yang akut di industri ini seperti soal transparansi di sektor pajak di industri film serta royalti para pemain film," kata Anang.

Terkait dengan sukses AADC2 yang dilaporkan telah ditonton 2 juta orang dalam waktu delapan hari, Anang pun mengaitkan dengan sistem Box Office yang hingga saat ini belum tersedia di induatri film Indonesia.

"Karcis penonton AADC2 siapa yang pegang? Film AADC2 paling banyak ditonton di daerah mana? Apakah angka penonton itu riil masuk pajak negara? Bagaimana cara menghitung delapan hari ditonton 2 juta penonton," ucap Anang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini