TRIBUNNERS -Pemerintah terus berupaya mewujudkan Nawa Cita pembangunan nasional yang menjadi program prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Terutama dalam mengimplemetasikan Nawa Cita ketiga, yakni membangun Indonesia dari Pinggiran yang terelaborasi dalam sejumlah program Kabinet Kerja.
Satu di antaranya dengan menggeber program transmigrasi di bawah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Menteri Desa, Marwan Jafar, mengatakan, program yang telah digarap sejak zaman orde baru itu diyakini mampu mendongkrak pembangunan nasional melalui pengembangan kawasan yang terisolasi menjadi daerah berkembang.
“Transmigrasi menjadi salah satu program unggulan untuk mewujudkan Nawa Cita pemerintah. Selain dapat melakukan pengembangan kawasan, transmigrasi juga dalam rangka pemerataan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Marwan.
Marwan menjelaskan, selain untuk membantu mengentaskan kemiskinan, program transmigrasi juga akan berpengaruh besar pada pemerataan pembangunan.
Pasalnya, hingga saat ini program transmigrasi terbukti berhasil mengentaskan kemiskinan, seperti kawasan transmigrasi di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Dengan membuka lahan perkebunan seluas 391.559 hektar, program transmigrasi telah memicu pertumbuhan dan berkembangnya pusat produksi baru berbasis pertanian yakni perkebunan kelapa sawit dan karet.
“Potensi pusat ekonomi baru tersebut juga berimplikasi pada terciptanya lapangan kerja baru. Tercatat, sebanyak 4.900.200 tenaga kerja permanen yang berhasil diserap di kawasan transmigrasi,” bebernya.
Khususnya di Kalimanat Timur, lanjut Marwan, kawasan transmigrasi telah berhasil menjadi sentra ekonomi masayarakat setempat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Padang Jaya Kecamatan Kuaro Kabupaten Paser yang telah memiliki aset senilai Rp1,3 miliar.
“Desa Padang Jaya itu merupakan kawasan eks Unit Pemukiman Pemukiman Transmigrasi (UPT), sekarang sudah punya BUMDes yang bergerak di beberapa bidang yang mencakup kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat, salah satunya penyediaan air bersih dengan penghasilan kotor berkisar Rp12 sampai Rp13 juta. Ini tentu hasil yang fantastis,” tukas Marwan, membanggakan.
Marwan menegaskan, masih ada 619 kawasan transmigrasi lainnya yang saat ini berkembang menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan terbentuknya 10.368 wirausaha transmigrasi mandiri.
Kawasan tersebut memiliki potensi pengembangan buah organik seperti pepaya, bengkuang dan buah naga.
“Buah organik itu kekayaan alam di sejumlah kawasan transmigrasi yang tengah kita kembangkan. Jika ini berjalan efektif, tentu akan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat,” kata Marwan.
Ke depan, Marwan berharap akan semakin banyak masyarakat yang tertarik mengikuti program transmigrasi.
Pasalnya, dengan berpindah tempat tinggal ke wilayah yang memiliki potensi untuk berkembang, masyarakat akan lebih mudah memperbaiki masa depan.
Sejalan dengan itu pula, percepatan pembangunan nasional juga akan segera terwujud.
“Daripada hidup di wilayah padat penduduk yang sulit untuk berkembang, lebih baik ikut program transmigrasi. Di sana mereka bisa menata hidup lebih baik dengan mengembangkan potensi wilayah-wilayah transmigrasi,” ajak Marwan.
Pengirim: Humas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.