Ditulis oleh : Sri Widodo, Citizen Journalist Jepara
TRIBUNNERS - Anak atau pemuda adalah investasi penting yang di miliki sebuah Negara, yaitu sebagai sumber daya manusia yang dapat memajukan suatu negara. Tanpa adanya putra bangsa atau generasi bangsa, mustahil suatu negara akan maju.
Pentingnya pemuda bagi negara pernah disinggung bapak proklamator, Ir Soekarno dalam pidatonya yang berbunyi, “ Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya dan berikan aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia.”
Begitu pentingnya peran pemuda bagi suatu negara yang digambarkan oleh Ir Soekarno bahwa dominasi pemuda untuk memajukan suatu negara sangat vital dibandingkan dominasi orang tua.
Karena kita tahu bahwa pemuda adalah generasi bangsa yang menggantikan peran orang tua nantinya dan pada umumnya seorang pemuda masih memiliki semangat yang menggebu-nggebu sehingga tingkat kemampuan dalam melakukan sesuatu sangat di perlukan, terutama bagi kemajuan pembangunan.
Tetapi seiring perkembangan zaman, yaitu zaman globalisasi dewasa ini, di mana teknologi dan informasi semakin canggih, akses untuk memperoleh informasi semakin di permudah dan bahkan dapat di ibaratkan bahwa kita dapat keliling dunia dengan sekali klik saja.
Dengan dipermudahkannya akses dan mobilitas ini ternyata tak sedikit dampak yang berimbas pada gaya hidup terhadap sikap dan tindakan seorang pemuda di masa sekarang ini.
Banyak fenomena-fenomena yang terjadi pada pemuda Indonesia, salah satunya yaitu gaya kekinian dalam penggunaan teknologi informasi seperti smartphone dan penggunaan media social internet yang berlebihan yang terjadi pada anak dan remaja.
Perkembangan teknologi tidak bisa di hindarkan lagi pada saat ini, sudah terbukti banyak kita lihat pengguna teknologi informasi saat ini seolah hampir tidak ada batasan usia dan batasan tempat, mulai dari anak-anak sampai orang tua, dari wilayah kota hingga pelosok desa.
Terutama penggunaan yang sangat menghawatirkan adalah pada anak-anak, yang mereka notabennya adalah generasi emas yang harusnya bermain dan belajar di lingkungan yang alamiah dan dengan permainan yang mendidik.
Kini anak-anak sejak dini sudah di suguhi oleh orang tua dengan permainan yang sifatnya digital, yang pada umumnya merupakan alat yang di gunakan oleh orang dewasa sebagai alat pendukung pekerjaan.
Ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan perilaku seorang anak, karena umur yang masih dini sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh, yaitu pengaruh pada psikis maupun psikologi , terutama pengaruh yang negatif dari penggunaan teknologi dan informasi.
Beberapa imbas dari penggunaan teknologi dan informasi seperti penggunaan gadged atau smartphone bagi anak-anak yang belum cukup umur adalah yang pertama renggangnya hubungan orang tua dan anak, anak-anak akan lebih asik menggunakan smartphone di bandingkan berbincang dengan orang tuanya.
Yang ke-dua yaitu smartphone dapat membatasi kreatifitas anak, dengan akses yang mudah melalui smartphone yang kebanyakan di gunakan untuk bermain game, anak-anak di bombardier dengan berbagai permainan yang terdapat di smartphone, permainan ini dapat membatasi kreativitas imajinasi mereka dan memperlambat motorik dan sensorik perkembangan otak.