TRIBUNNERS - Menpora Imam Nahrawi didampingi Deputi IV Peningkatan Prestasi Gatot S Dewa Broto menghadiri buka puasa bersama Keluarga Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) di Ballroom Ritz Carlton Pacific Place Senin (20/6) malam.
Hadir dalam buka bersama ini Chief de Mission (CdM) Olimpiade Brasil 2016 Raja Sapta Oktohari serta jajaran pengurus KOI dan Satlak PRIMA.
Menpora mengatakan lolosnya atlet BMX Tony Syarifudin menjadi motivasi bagi atlet lainnya untuk yang akan datang.
“Lolosnya Toni merupakan sejarah besar bagi ISSI dan ini artinya ada semangat yang luar biasa bagi sebuah stakeholder olahraga baik bagi KONI, KOI dan cabang olahraga yang lain."
Lebih lanjut, Imam menjelaskan, kita tidak terlalu membebani atlet untuk mendapatkan medali, karena akan menjadi beban bagi atlet. “Tapi kita tetap punya target, target itu hanya sebatas stimulant bagi atlet, bahwa atlet harus menyiapkan diri untuk even besar ini,” ujarnya.
Selain itu, Menpora juga meminta agar selalu berlaku jujur pada diri sendiri jangan menggunakan doping, karena itu akan mempengaruhi kewajaran prestasi olahraga atlet itu sendiri.
“Kita punya kemampuan dari hasil latihan selama beberapa tahun ini, dan itu bisa menjadi motivasi kita untuk semangat di lapangan, dan yang penting berdoa,” ucap Menteri asal Madura ini.
Berkaitan dengan doping, masih kata Imam, “Saya kira CdM dan Satlak Prima sudah mempunyai inventarisasi bagi atlet yang sedang mengkonsumsi obat. “Mungkin saja itu obat batuk atau flu, dan itu akan dipastikan oleh lembaga anti doping,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB) ISSI Raja Sapta Oktohari mengatakan, keberhasilan balap sepeda meloloskan atlet ke olimpiade merupakan hasil kerja keras yang selama ini dilakukan oleh atlet, pelatih maupun tim pendukung lainnya sehingga BMX Indonesia diperhitungkan.
Menurut dia, lolosnya Tony Syarifudin ke Olimpiade ini harus dijadikan momen dan pembelajaran karena jika ingin lolos ke kejuaraan yang levelnya tinggi harus memiliki persiapan yang matang. Selain menyiapkan atlet, infrastruktur penunjang seperti sirkuit harus dipersiapkan dengan baik.
Untuk itu, kata Okto, Indonesia dalam hal ini PB ISSI harus secepatnya berbenah yang salah satunya melakukan kerja sama dengan pemerintah untuk membangun sirkuit dengan standar dunia. Keberadaan sirkuit yang mumpuni akan mendorong lahirnya pebalap potensial. (rep)