TRIBUNNERS - Sebanyak 500 Prajurit TNI yang tergabung dalam Latgabma Malindo Darsasa-9 AB/2016 telah selesai melaksanakan Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Malaysia-Indonesia (Malindo) Darsasa-9 AB/2016 di Malaysia, yang diterima langsung oleh Wakil Asisten Operasi (Waasops) Panglima TNI Laksma TNI Hardjo Susmoro.
Laksma Hardjo mewakili Asops Panglima TNI Mayjen TNI Agung Risdhianto, M.B.A menerima para prajurit di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) Jakarta Utara, Sabtu sore (6/8/2016).
Kegiatan latihan gabugan bersama tersebut melibatkan 3 (tiga) Angkatan terdiri dari 205 personel TNI AD : 103 Kostrad, 4 Ditkesad, 92 Ditziad, 2 Sopsad, 3 Pussimpur. 198 personel TNI AL : 130 Anak Buah Kapal (ABK) KRI Banda Aceh, 8 Crew Hely Bell, 30 Tim SAR Laut, 12 Tim Medis, 3 Medcap, 15 Kogla (TTX dan CPX). 52 personel TNI AU : 3 Kogla, 9 CPX, 40 FTX, 41 Mabes TNI, 2 Polri dan 2 BNPB.
Asops Panglima TNI Mayjen TNI Agung Risdhianto, M.B.A., dalam amanatnya tertulis yang dibacakan Laksma TNI Hardjo Susmoro mengatakan, selama lebih kurang dari 16 hari para prajurit TNI berikut personel pendukung dari Polri serta BNPB melaksanakan program Latihan Kerjasama Militer bersama negara tetangga Malaysia dengan Semangat, Dedikasi, Disiplin serta Loyallitas dan Profesionalisme.
“Saya sampaikan terimakasih dan penghargaan kepada seluruh peserta Latgabma Malindo Darsasa-9 AB/2016 khususnya kepada Brigjen TNI Agus Suhardi yang telah berhasil memimpin Kontingen TNI dalam melaksanakan latihan ini dengan baik,” kata Mayjen TNI Agung Risdhianto.
Lebih lanjut Mayjen TNI Agung Risdhianto menyampaikan bahwa latihan yang baru saja dilaksanakan merupakan wujud TNI dalam memelihara Capacity Building dan menciptakan Confidence Building Measures.
“Kita harus senantiasa mampu menjawab segala bentuk tantangan yang datang di kawasan Regional maupun Global dalam berbagai hal termasuk Penanggulangan Bencana Alam dan Bantuan Kemanusiaan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Diakhir amanatnya Asops Panglima TNI menjelaskan bahwa latihan dilaksanakan melalui beberapa metode dimulai dari Table Top Exercise, Command Post Exercise pada Strata Biltus dan Force Integration Training merupakan latihan penggabungan yang dilanjutkan pada latihan aplikasi di lapangan atau Field Training Exercise.
“Saya berharap bahwa prajurit sekalian dapat mengambil hal-hal positif dari keseluruhan metode latihan tersebut, sebagai contoh Angkatan Bersenjata Malaysia telah mengembangkan sistem olah tempur berbasis Teknologi yang dapat diadopsikan pada Operasi Penanggulangan Bencana Alam,” pungkasnya.
PENGIRIM: PUSPEN TNI