Ulasan Pakar Ekonomi Islam: Dr. Akhmad Affandi Mahfudz, CPIF
Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim tertinggi di dunia mestinya bisa menunjukkan eksistensi dalam kiprah ekonomi Islam.
Memang potensi perkembangan ekonomi Islam di Indonesia tidak diragukan lagi namun sayangnya ekonomi Islam masih dilihat sebagai pilihan alternatif dan bukan prioritas utama.
Salah satu bukti potensi yang belum di seriusi adalah wakaf uang. Wakaf masih dilihat sebagai kegiatan sosial yang tidak ada kaitan sama sekali dengan keuntungan finansial.
Wakaf hanya dilihat sebagai kegiatan amal yang dilihat sebelah mata dan terkesan “dikucilkan” peranan nya dalam memobilsasi ekonomi umat.
Hal ini di ungkapkan oleh Pakar Ekonomi Islam tanah air Dr. Akhmad Affandi Mahfudz, CPIF dalam sebuah acara IFN Indonesia Forum 2017 yang di gelar di Hotel Four Season Jakarta pada tanggal 27 Juli 2017.
Beliau yang juga akademisi Insitut Perbanas Jakarta berpendapat bahwa banyak faktor yang mendorong kenapa wakaf masih dianggap sebagai bukan instrument keuangan yang bisa memberikan manfaat sosial dan keuntungan komersil.
Salah satunya adalah literasi publik yang masih rendah. Wakaf masih dikonotasikan dengan wakaf tanah yang bertujuan untuk pendirian sekolah atau pesantren para asnaf.
Sementara itu pemerintah juga masih dianggap belum serius memprioritaskan potensi wakaf uang dalam memobilisasi dana untuk menunjang pembangunan rakyat.
Hal ini terlihat dari rendahnya perolehan wakaf baik dari para nazhir maupun korporat termasuk dari lembaga keuangan dan masyarakat.
Di bagian terakhir presentasi, beliau memaparkan bahwa umat Islam terutama Pemerintah harus percaya dengan Wakaf yang mampu memobilisasi dana untuk kesejahteraan umat sekaligus memberikan keuntungan komersil jika dikelola dengan baik.
Wakaf atau dana sosial lainnya adalah instrument untuk memobilisasi dana baik untuk project financing, industri takaful maupun capacity building yang bisa meningkatkan daya saing ekonomi dimata dunia.
Dalam presentasi beliau yang berjudul “ Waqf as a Method of Mobilizing Funds in Indonesia” sangat berkesan dan mendapatkan atensi dan apresiasi para peserta.
Acara yang di gelar secara berkala oleh RedMoney Group ini adalah acara yang cukup bergengsi dihadiri oleh para praktisi keuangan Syariah dunia.
Acara ini sendiri dihadiri sekitar 250 peserta dan di buka oleh Bapak Robert Pakpahan, Direktur Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko, Kementrian Keuangan Republik Indonesia.