TRIBUNNERS - Sebanyak 17 narapidana yang beragama Konghucu mendapatkan pengurangan masa pidana atau Remisi Khusus (RK) Hari Raya Imlek yang jatuh pada Jumat (16/2).
Ke-17 narapidana berasal dari Kalimantan Barat sebanyak lima orang, DKI Jakarta dan Bangka Belitung masing-masing dua orang, sisanya berasal dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali masing-masing satu orang.
“Sebanyak 13 narapidana mendapatkan remisi satu bulan, tiga narapidana mendapatkan remisi 15 hari, dan satu naapidana mendapatkan remisi satu bulan 15 hari,” terang Plh. Plt. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami di Jakarta, Kamis (15/2).
Baca: Wapres JK Akan Kunjungi Afghanistan, BIN Bentuk Tim Pengamanan
Saat ini, dari total 235.114 narapidana dan tahanan di seluruh Indonesia, jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan yang beragama Konghucu berjumlah 60 orang.
Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Harun Sulianto, menjelaskan narapidana yang mendapat remisi harus telah menjalani pidana paling sedikit enam bulan, berkelakuan baik, dan menjadi saksi pelaku yang bekerja sama atau menjadi Justice Collabolator untuk tindak pidana korupsi dan narkotika yang dihukum lim tahun atau lebih.
“RK Hari Raya Imlek diberikan layaknya peringatan hari besar keagamaan seperti Idul Fitri untuk yang beragama Islam, Natal untuk beragama Kristen dan Katolik, Nyepi untuk yang beragama Hindu, dan Waisak untuk yang beragama Budha,” pungkas Harun.