Ditulis oleh: Melynda Dwi Puspita Mahasiswi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak tahun 1992 penyakit jantung telah menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia. Hasil survei Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa penderita penyakit jantung telah mencapai 160 orang per 100.000 orang.
Diantara penyakit jantung yang sering menimbulkan kematian adalah jantung koroner.
Penyakit jantung koroner hampir selalu akibat dari proses aterosklerosis.
Baca: Teddy Gusnaidi: Demokrat Tidak Mau Ditinggalkan Gerbong Jokowi
Aterosklerosis adalah peradangan pada pembuluh darah yang menimbulkan penebalan dan pengerasan dinding arteri, sehingga mengakibatkan kekakuan arteri. Aterosklerosis disebabkan tingginya plasma kolesterol LDL, yang merupakan penyebab paling umum jantung koroner.
Permasalahan ini harus segera dicegah dengan solusi tepat guna. Salah satunya dengan konsumsi bahan pangan sehat kaya asam lemak tak jenuh omega-3.
Omega-3 merupakan asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan terutama bagi penderita kolesterol tinggi.
EPA dan DHA merupakan jenis omega-3 yang paling dominan pada minyak ikan.
Konsumsi EPA dan DHA dalam jangka waktu panjang terbukti mampu menurunkan resiko kematian mendadak hingga 45 %.
EPA dan DHA juga bermanfaat menurunkan kolesterol dalam darah khususnya LDL, anti agregasi platelet dan anti inflamasi. Konsumsi makanan yang kaya akan omega-3 juga telah terbukti efektif menurunkan resiko serangan jantung.
Baca: Rupiah Melemah, JK: Positifnya, Bisa Untuk Dorong Ekspor
Pemanfaatan asam lemak omega-3 biasanya diperoleh dari konsumsi minyak ikan salmon. Namun, terdapat satu jenis ikan laut yang memiliki kandungan lemak tinggi, yaitu ikan kembung (rastrelliger kanagurta).
Lemak dari hasil perikanan bepotensi mengandung asam lemak omega-3. Berdasarkan Laporan Statistik PPS Belawan Tahun 2012 menyatakan bahwa produksi ikan kembung merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang dominan tertangkap dan mengalami peningkatan produksi sebesar (10,18%) dari total produksi yaitu sebesar 6447 ton.
Hampir semua hasil tangkapan ikan kembung dikonsumsi habis untuk masyarakat lokal.
Sebagai dukungan terhadap program pemerintah, terutama Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), yaitu #GEMARIKAN, Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK-UB), yaitu Faizatus Sholihah, Melynda Dwi Puspita dan Wildan Bagaskoro bermaksud melakukan penelitian terhadap dampak pemberian Minyak Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta) terhadap penurunan plak pada pembuluh darah akibat atherosklerosis sebagai upaya peningkatan kesehatan jantung di Indonesia. Melalui penelitian ini diharapkan selain mengajak masyarakat untuk meningkatkan daya konsumsi ikan terutama ikan kembung, masyarakat juga diajak untuk lebih mencintai kesehatan jantungnya.