News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Pilpres 2019

#2019GantiPresiden Vs #Jkw2Periode, Rakyat Jadi Korban

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sumaryoto Padmodiningrat.

Tidak hanya itu, kini di masing-masing kubu juga muncul “laskar emak-emak”. Artinya, pertarungan politik yang identik dengan dunia laki-laki, kecuali dalam kasus tertentu perempuan memang terlibat, sudah benar-benar melibatkan kaum perempuan yang identik dengan sifat keibuan.

Bila di lapangan terjadi benturan antar-emak-emak, siapa yang bertanggung jawab?

Neno Warisman dilaporkan emak-emak pro-petahana ke Bareskrim Polri. Sebaliknya, emak-emak kubu lain mau demo di Polri mendukung Neno.

Para purnawirawan jenderal TNI juga diseret-seret masuk ke area pertempuran politik. Kubu Prabowo sudah menyetujui mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso sebagai Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Sandi, sementara kubu Jokowi masih mencari-cari siapa mantan jenderal yang cocok menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf.

Dua nama mantan Panglima TNI disebut-sebut, yakni Jenderal (Purn) Moeldoko dan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, meski belakangan muncul nama dari kalangan anak muda, yakni Najwa Shihab dan Erick Thohir.

Genderang perang yang sudah terlanjur ditabuh, kira-kira akan mengantarkan siapa sebagai pemenang, apakah Jokowi-Maruf atau Prabowo-Sandi?

Kita tidak tahu pasti. Yang jelas, berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, posisi Jokowi-Maruf masih bertahan di atas, tapi rentang selisihnya dengan Prabowo-Sandi terus menyempit. Ini lampu kuning bagi Jokowi, karena sebagai petahana posisi dia diuntungkan.

Lebih dari itu, siapa pun yang akan keluar sebagai pemenang, yang penting rakyat jangan dikorbankan. Janganlah rakyat diadu domba atas nama demokrasi dan kebebasan berpendapat.

Perang tagar di dunia maya harus diakhiri, begitu pun pengerahan massa di lapangan, baik yang pro maupun kontra petahana.

Semua capres-cawapres tentu mengusung idealisme dan cita-cita menghadirkan keadilan dan kesejahteraan rakyat. Jangan sampai idealisme dan cita-cita itu tak terwujud, bahkan tragisnya rakyat menjadi korban psy war menjelang kampanye Pilpres 2019. Mari berkompetisi secara sehat!

Drs H Sumaryoto Padmodiningrat MM: Mantan Anggota DPR RI/Chief Executive Officer (CEO) Konsultan dan Survei Indonesia (KSI), Jakarta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini