Namun begitu, kasus-kasus persekusi dengan kekerasan yang sangat berdampak pada gereja tidak hanya dialami oleh umat Kristen di Indonesia. 100 jutaan umat Kristen di sekitar 35 negara didera persekusi.
Dan, sambung Paul Marshall, aksi persekusi tertinggi terjadi di negara-negara komunis dan post-komunis seperti Cina, Vietnam, Laos, Korea Utara, Kuba, Turkmenistan, Uzbekistan, Belarusia, di mana kontrol negara yang sangat kuat terhadap Kristen.
Setelah itu persekusi terhadap gereja banyak dialami di negara-negara penganut nasionalisme religius Asia Selatan.
“India, Burma, Sri Lanka, Nepal, dan Bhutan yang merupakan negara-negara dengan mayoritas penduduknya beragama Hindu dan Budha banyak melakukan persekusi terhadap gereja,” ujarnya.
Urutan berikutnya di negara-negara Islam. Gereja mendapat tekanan dan umat Kristen mengalami kekerasan dari kelompok Islam radikal seperti ISIS.
“Selain persekusi terhadap umat Kristen dengan tindak kekerasan oleh kelompok masyarakat sebagaimana terjadi di Pakistan dan Mesir, mereka juga banyak yang dijebloskan penjara dengan delik Penodaan Agama di negara-negara Islam lainnya seperti Afganistan”, ungkap Paul Marshall yang pandangan dan sikapnya terkait tantangan kebebasan beragama di Indonesia dan negara-negara belahan bumi lainnya ini disampaikannya dalam seminar (22-23 Oktober).
Di samping Melissa dan Paul Marshall, dari Media Project juga menghadirkan Vishal Arora. Jurnalis berasal dari India yang banyak memproduksi features video terkait isu agama ini menjadi narasumber workshop dengan memberikan bekal teknik dan keterampilan tentang mobile journalism (24-25 Oktober).
Sedangkan Usman Kansong (Direktur Pemberitaan Media Indonesia), Ahmad Alex Junaidi (Direktur SEJUK, editor The Jakarta Post & pengajar di FIKOM UNTAR) dan Dr. Chontina Siahaan (UKI) sebagai pelaku media dan akademisi dari Indonesia menguatkan gagasan pentingnya perlindungan kebebasan beragama dalam pemberitaan.
Panitia Seminar & Workshop
SEJUK