Semula pihak Botanical Garden kurang yakin. Maklum sudah 10 tahun lalu tawaran mereka belum juga bergayung sambut.
"Indonesia mendapat dua tempat. Satu yang sifatnya miniatur dengan luas sekitar 50 an meter persegi. Satu area lagi luasnya lebih besar karena keseluruhannya ada 120 hektar dan kami Indonesia mendapatkan lahan sekitar 5 ribu meter," ungkap Yuddy ketika itu.
Nasionalisme Yuddy pun terusik setelah menyaksikan miniatur ikon Jepang dan Korea sudah tegak. Ia pun bertekad mewujudkan wacana yang sudah tertunda 10 tahun itu. Lebih cepat lebih baik. Tapi KBRI Ukraina belum menganggarkannya. Apa boleh buat Yuddy merogoh kocek pribadinya.
Lima ikon utama Indonesia kini tak lagi menjadi khayalan. Sudah tersaji miniatur Borobudur, Monas, Pura Ulun Danu Brata, Mesjid Istiqlal dan Gereja Katedral lapangan Banteng.
Musim panas 2017 lalu masyarakat Ukraina yang berkunjung ke taman sudah dapat menikmati miniatur produksi perajin asal Boyolali Jawa Tengah. Pemilihan bahan baku tembaga mengingat cuaca di Ukraina yang bersalju dan super dingin.
Program Bahasa Indonesia
Kebanggaan lain, pada 3 Juli 2018, ada 7 mahasiswi program studi bahasa dan sastra Indonesia di Taras Shevchenko National University of Kyiv mengikuti upacara wisuda S2 setelah menempuh proses perkuliahan sekitar 6 tahun. Bahkan 5 diantaranya lulus dengan predikat cum laude.
"Ini momen yang sangat mengharukan sekaligus kebanggaan bagi kami. Kefasihannya berbahasa Indonesia dan juga pemahaman yang baik akan budaya Indonesia akan semakin memudahkan KBRI mempromosikan tanah air di manca negara, " ujar Dubes Yuddy didampingi Counsellor Pensosbud KBRI Kyiv Gatot Amrih Djemirin dan Prabowo Himawan salah seorang dosen sastra Indonesia dari Tarash University.
Untuk diketahui prodi bahasa dan sastra Indonesia di Tarash University berdiri tahun 2009. Wisuda prodi bahasa Indonesia ini adalah yang pertama kalinya untuk jenjang S2.
Menurut Gatot Amrih, tahun ini juga akan dibuka prodi S3 untuk Bahasa Indonesia. "Pihak universitas Tarash akan memberikan beasiswa bagi mahasiswa Tarash yang akan melanjutkan S3 nya," tambah Gatot.
Acara yang berlangsung di aula universitas ketika itu dihadiri antara lain Kepala Departemen Tarash Prof. Dr. Ivan Boodarenko, Direktur Institut Filologi Tarash Prof. Dr. Hrihori Semenyuk dan Rektor Tarash University Prof. Dr. Leonid Huberski.
Adapun wisudawati program studi bahasa dan sastra Indonesia yaitu Anna Lisyuk, Anastasiya Pustylnyk, Olena Koval, Valeria Rumyanstseva, Violeta Torgovytska, Yana Katkova dan Mykola Savchenko.
Satu orang lulusan diangkat sebagai pengajar yaitu Anna Lisyuk. Sementara dua lainnya mendapat rekomendasi melanjutkan ke jenjang S3, Anastasya Pustylnik dan Violeta Torgovytska.
Anna Lisyuk gadis berparas cantik mengaku bahagia setelah kelulusannya ini. "Saya menemukan banyak hal hal baru tentang Indonesia selama masa masa kuliah," ungkapnya bangga sambil memerkan piagam kelulusannya.