KOMITMEN PT Kaltim Nitrate Indonesia (PT KNI) dalam melaksanakan social investment secara terpadu dan berkesinambungan melalui program Corporate Social Responsibilty (CSR) akhirnya berbuah manis.
Perhatiannya yang intens pada penanganan limbah plastik disekitar lokasi pabrik yang terletak disekitar Kel. Guntung, Kec. Bontang Utara, Kota Bontang, Kalimantan timur menghantarkan perusahaan yang memproduksi amonium nitrat (bahan peledak) meraih penghargaan dalam ajang Indonesia Green Award (IGA) 2019.
Usai memperoleh penghargaan dalam kategori "penanganan sampah plastik" terbaik yang diselenggarakan oleh The La Toffi School of CSR di Hotel Aryaduta Jakarta pada 27 Maret 2019 lalu, menurut CD officer dari PT KNI, Rahmat Haryono perusahaan akan mengembangkan rumah kreatif kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) lainnya yang merupakan pengembangan dari KSM Anggrek sebagai pelopor pengolah sampah limbah plastik menjadi produk tas daur ulang.
Pada kesempatan yang sama usai memperoleh penghargaan dibidang lingkungan, usai menerima penghargaan yang diserahkan secara langsung oleh La Tofi Chairman The La Tofi School of CSR, Presiden direktur dari PT KNI Mei Suryawan menuturkan bahwa penghargaan yang diterima perusahaannya merupakan wujud nyata PT KNI dalam penanganan limbah plastik dari pabrik dalam memberdayakan ekonomi kerakyatan.
Seperti diketahui sebelumnya bekas kemasan atau karung pembungkus dari amonium nitrat yang dihasilkan oleh PT KNI sebelumnya memang menjadi limbah plastik yang tidak bernilai ekonomis dan dapat merusak unsur hara dalam kandungan tanah.
Berawal dari program PNPM Mandiri pada tahun 2012 lalu yang dibiayai oleh PT KNI dari alokasi dana CSR-nya, perusahaan menurut CD officer dari PT KNI Rahmat Haryono terus fokus bagaimana mengelola limbah plastik menjadi berbagai aneka produk yang bernilai ekonomis.
Dengan digelontorkannya sejumlah dana CSR, pengadaan sarana dan prasarana, pembentukan Kelompok Swadaya Mandiri (KSN) serta berbagai pelatihan lanjut Rahmat terus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan agar dapat mendaur ulang barang yang dirasa tidak bermanfaat menjadi souvenir dan tas kantong yang memiliki nilai jual.
Setelah melalui serangkaian proses yang panjang, pada tahun 2018 lalu, KSM Anggrek telah berhasil mengolah limbah plastik sebanyak 16 ton menjadi tas daur ulang dengan harga jual yang berkisar Rp 15.000 hingga Rp 20.000,