News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Ramadan

Ramadan Pertama Saya di Luar Negeri, di Phoenix Arizona

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salsabila Fatimah Azzahra, Peserta Program Pertukaran YES

Oleh Salsabila Fatimah Azzahra, Peserta Program Pertukaran YES
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Saya Salsabila Fatimah Azzahra dari Bogor, Jawa Barat. Saat ini saya mengikuti program pertukaran pelajar Kennedy-Lugar Youth Exchange & Study (KL-YES) 2018-2019 yang disponsori Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan tinggal di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat.

Bulan ini, saya menjalani puasa Ramadan di AS. Ini merupakan puasa pertama saya di luar negeri.
Karena Ramadan jatuh di musim semi seperti ini, durasi puasa mencapai 15 jam dan bisa lebih panjang saat menjelang akhir puasa.

Durasi puasa di Amerika Serikat memang lebih panjang dibandingkan di Indonesia. Saya menggunakan aplikasi Muslim Pro untuk mengetahui waktu sahur dan buka.

Sebelum Ramadan dimulai, saya sudah menjelaskan kepada teman-teman dan juga keluarga angkat (host family) di AS mengenai Ramadan dimana saya tidak boleh makan dan minum dimulai dari matahari terbit sampai matahari terbenam.

Host family mendukung saya dalam berpuasa dengan ikut melaksanakan puasa walaupun terkadang tidak full day atau mereka masih meminum air, sedangkan teman-teman selalu membiarkan saya untuk tidur pada saat makan siang.

Mereka juga memastikan jika ada orang yang ingin membangunkan saya untuk makan, mereka akan langsung menghalangi dan menjelaskan bahwa saya sedang berpuasa. Saya merasa bersyukur dengan dukungan yang mereka berikan untuk dapat menjalankan puasa pertama saya di AS dengan lancar.

Di sekolah saya, ada beberapa murid yang merupakan orang Muslim. Salah satunya satu kelas dengan saya. Dia berasal dari Turki, kami bertemu saat solat bersama di sekolah.

Di kota tempat saya tinggal, terdapat Islamic Community Center bernama Islamic Community Center of Phoenix (ICCP). Letaknya sekitar 19 km dari rumah host family saya.

Biasanya saya naik bus untuk menuju ke Islamic Center. Masjid di Islamic Center ini biasanya hanya dibuka untuk Salat Jumat saja, tapi pada bulan Ramadan dibuka untuk Salat Tarawih juga.

Baca: Mutiara Ramadan: Menangkap Pesan Nuzulul Quran

Jauh sebelum bulan Ramadan, saya telah menjadi volunteer untuk Sunday School di Islamic Center of Phoenix. Saya menjadi asisten guru, dimana saya ikut membantu anak-anak tersebut untuk menghafal AlQuran dan juga belajar tentang Islam. Sunday school dimulai pada jam 10.00 hingga pukul 13.45.

Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan Salat bersama sehingga anak-anak biasanya sekitar pukul 14.00. Kantor Islamic Center disini dipakai untuk Sunday School yang rutin dilakukan setiap hari minggu. Namun, kebetulan minggu pertama Ramadan adalah hari terakhir sekolah tersebut sebelum libur.

Baca: Hikmah Ramadan - Tahu Kebenaran Belum Tentu Mampu Berbuat Benar

Tantangan terbesar yang saya hadapi disini adalah suhu setiap harinya, karena di Phoenix terkenal dengan mataharinya yang begitu menyengat dan juga kering. Saya selalu mempersiapkan diri untuk berpuasa dengan mengkonsumsi air yang cukup dan memakan buah untuk menghindari dehidrasi.

Walau puasa Ramadan disini terasa lebih menantang, pengalaman ini membuat saya bersyukur akan kemudahan yang saya dapatkan saat menjalani Ramadan di Indonesia.

Tetapi, saya sangat menantikan pengalaman lainnya yang akan saya dapatkan sampai akhir masa tinggal saya di Amerika.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini