Catatan Egy Massadiah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebait kabar bahagia melenting. Pengirimnya Dody Ruswandi, Sestama BNPB dari Baku Azerbaijan.
Tiba tiba teringat tahun 2010 lalu, saya pernah berada di kota pecahan Rusia itu saat menghadiri forum Centrist Asia Pacific Democrat International (CAPDI).
Sebagai gambaran, Baku ibukota Azerbaijan juga mudah dikenali dengan ikon Laut Kaspia, danau terluas di dunia. Danau ini merupakan danau yang berciri-ciri seperti laut: berair asin dan sangat luas, serta dikelilingi daratan berpasir seperti halnya pesisir pantai. Karena itulah danau ini sering disebut laut.
Nah, hari ini Senin 24 Juni 2019, Danau Laut Kaspia seakan akan menjadi saksi bisu atas prestasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di kancah dunia.
Baca: Inovasi BNPB PetaBencana.id Raih Penghargaan PBB
Di kota Baku, Ibukota Azerbaijan itu pula, inovasi BNPB “petabencana.id” dinobatkan sebagai juara pertama United Nations Public Service Award (UNPSA). Sebuah apresiasi tahunan yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
“Petabencana.id” menyisihkan ratusan inovasi negara lain, dalam kategori “Memastikan Pendekatan Terintegrasi dalam Lembaga Sektor Publik”.
Piala serta piagam diterima langsung oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Syafruddin, didampingi Sestama BNPB Dody Ruswandi dalam sebuah seremoni yang khidmat di Heyda Aliyev Center, pusat kota Baku.
Menteri Syafruddin tak bisa menyembunyikan rasa bangga dan bahagianya. Tidak hanya sekali, Warga Delima Candi Akpol 85 itu memuji BNPB sebagai salah satu lembaga negara yang responsif terhadap kemajuan pelayanan publik. Inovasi-inovasi yang dilahirkan, bahkan melampaui capaian negara-negara lain di dunia.
“Berkat capaian ini pula, Indonesia makin dikenal oleh bangsa lain karena prestasinya. Selamat kepada BNPB, semoga inovasi ini terus dikembangkan,” ujar Syafruddin usai acara.
“Petabencana.id” merupakan platform gratis berbasis website yang menghasilkan visualisasi spasial dari informasi bencana secara realtime. Platform ini memanfaatkan penggunaan media sosial dan pesan instan selama kejadian bencana untuk mengumpulkan dan menyaring kondisi terkini yang terkonfirmasi dari penduduk di lokasi sekitar kejadian.
Platform yang sebelumnya bernama “Petajakarta.org”, kemudian dikembangkan BNPB bersama Massachusetts Institute of Technology (MIT), USAID, Pacific Disaster Center (PDC), Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT) dan BPBD DKI Jakarta. Saat terjadi banjir di Jakarta 2017, platform ini dapat menghimpun data dan informasi banjir secara cepat dan realtime.
Pada saat itu, ribuan masyarakat melaporkan banjir dan “Petabencana.id” diakses lebih dari 500 ribu pengguna dalam waktu kurang dari 12 jam, sehingga dampak bencana terpetakan secara cepat.
Ketika pola cuaca menjadi semakin tidak dapat diprediksi, kota-kota di Indonesia secara rutin dihadapkan pada tantangan peristiwa cuaca ekstrem.