Romantisme Soe Hok Gie tentang demo, musik dan cinta, jauh lebih mampu membangkitkan minat mereka.
Mungkin, ini jawaban yang mereka nantikan. Soe Hok Gie lalu menjadi ikon bagi mahasiswa pergerakan sejati. Dan ukuran standar moral mereka pula. Kemudian mereka pun bicara kemurnian politik dalam demo.
Mereka tak memihak golongan manapun. Mereka tak tergiur pengaruh politik apa pun. Mereka bergerak karena mereka harus bergerak. Mereka memiliki ukuran politik sendiri: politik hati nurani.
Demo mereka murni seperti embun pagi. Dan kemurnian politik itu dijaga.
Mereka berkata: kita merdeka dan otonom. Inilah barisan kita. Inilah demo kita.
Imajinasi tentang demo, musik dan cinta tidak cukup.
Catatan penyair Taufiq Ismail dalam sebuah puisinya yang diinspirasi dari pengalaman demo mahasiswa Angkatan 1966 perlu dibaca agar semangat memandang diri sendiri suci murni itu memiiki landasan faktual yang mencukupi.
Mereka perlu menyadari bahwa dalam setiap perjuangan, kata penyair tersebut, selalu ada pengkhianatan.
Mahasiswa perlu pula menhyadari bahwa sebuah demo yang kelihatannya begitu ‘solid’, kompak dan jelas memperjuangkan aspirasi politik yang sama, bisa saja berakhir pedih.
Mahasiswa bisa dibuat kecewa karena ternyata demo itu menyimpang dari aspirasi perjuangan mereka. Tiba-tiba baru disadari, ada kepentingan politik lain yang telah merasuki barisan mereka.
Demo mahasiswa sering pula membukakan peluang lahirnya ‘tokoh’ terkutuk yang mendadak besar dan penting. Dia telah berhasil mencuri peran dan merebut jasa mahasiswa yang tak pernah menduga hal itu bisa terjadi.
Ini semua bisa terjadi kapan saja tapi tak terjadi dalam demo akhir-akhir ini, Demo kali ini jelas: mahasiswa melawan DPR, wakil rakyat, yang telah mengkhianati secara terang-terangan mandat rakyat.
Secara semena-mena mereka mengeluarkan RUU KUHP, RUU Pertanahan, RUU Pertanian, RUU Air, RUU Perkoperasian, dan RUU KPK, yang secara mencuri-curi telah disahkan sendiri. Ini problem utama nasional kita.
Demo mahasiswa melawan kedurjanaan ini. Dan hanya ini masalah kita. Jika sikap politik mahasiswa memang semurni yang mereka teriakkan, maka mereka akan mengamuk jika arah perjuangan mereka disimpangkan.