Apalagi kalau lawan menarik sebagian pemainnya ke belakang, pemain Indonesia bingung bagaimana menembus pertahanan lawan.
Baca: Daftar Susunan Pemain PSIM vs Persis Liga 2 2019, Kedua Tim Targetkan Kemenangan
Berlari tanpa bola juga dapat membuat komposisi strategi lawan kocar-kacir.
Banyaknya pemain yang berlari tanpa bola terus membuat lawan perlu memperhatikan atau menjaga pemain yang berlari tanpa bola.
Buntutnya komposisi yang sudah diatur lawan dapat kacau balau dan membuat kesebelasan kita membuat banyak peluang.
Selama ini pemain nasional kita amat jarang berlari tanpa bola. Mereka hanya berpindah tempat ala kadarnya, atau berlari sporadis kalau mau ada serangan balik.
Tak mengherankan boro-boro dapat memporakporandakan komposisi dan strategi lawan, sebaliknya pemain kita hampir selalu kesulitan mau memberikan bola kepada siapa.
Jangan dilupakan pula, berlari tanpa bola pun memberikan pesan kepada pihak lawan, bahwa kesebelasan kita berniat untuk menang dan ingin menguasai pertantingan. Ini bagian dari perang psikologis yang penting.
Dalam sebuah pertandingan sepak bola, bukan aspek teknis aja yang menentukan hasil pertandingan, tetapi juga persoalan mental.
Kesebelasan yang mentalnya tertekan akan lebih banyak kehilangan konsentrasi, tidak fokus dan sebagian kemampuannya.
Baca: BREAKING NEWS: Guru SMK Ichthus Manado Diduga Ditikam Siswanya
Selama ini pemain kesebelasan kita kurang berlari tanpa bola sehingga lawan tak begitu gentar dan berani kepada kesebelasan kita. Lawan juga menjadi nyaman lawan kesebelasan kita.
Ke depan pemain kita harus diajari terus berlari tanpa bola.
(2) Kurang Jemput Bola
Kekurangan kedua dari kesebelasan nasional Indonesia, para pemain Indonesia jarang sekali “menjemput” bola.
Para pemain cenderung selalu menunggu bola. Ketika lawan mengoper bola ke kawannya, pemain Indonesia menunggu di belakang pemain yang menerima operan, tidak memotong atau “menjemput” bolanya.