Hampir semua indeks ketertinggalan dan ketimpangan secara nasional berada di kawasan timur indonesia.
Menjawab realitas yang ada, diperlukan berbagi pendekatan, termasuk afirmatif action oleh negara.
Begitu pula dengan masyarakat sipil, semua harus mengambil bagian jika tak ingin political discontent makin meluas, yang dapat berujung pada disintegrasi bangsa.
Dalam konteks itulah IndoEast Network hadir sebagai katalisator dalam bentuk platform digital yang dapat mempermudah sinergi dan kolaborasi antara people to people, organisation to organisation bahkan local goverment to local goverment, dan sebaliknya antar ketiga arena itu, khususnya di kawasan timur Indonesia yang memang selama ini belum terjalin dengan baik, diantaranya karena masih minimnya infrastuktrur.
Soft Lauching IndoEasr Network pun digelar di perpustakaan nasional dengan sejumlah narasumber diantaranya, Staf khusus presiden Billy Mambrasar, Wakil ketua DPD RI Sultan Najamudin, ketua Persatuan Artis film Indonesia Marcella Zalianty, wakil direktur pelindo II Hambra Samal serta public figur Prilly Latuconsina dan wafda.
Founder IndoEast Network, M. Ikhsan Tualeka mengatakan di platform ini ada program ‘pela-gandong kontenporer’ yang disingkat PeGaKe.
Program ini meminjam kearifan lokal masyarakat dalam membangun persaudaraan dan memperkuat kohesi sosial. Di PeGaKe, setiap individu, organisasi maupun local goverment bisa menemukan dan memilih pihak yang akan dijadikan saudara atau ‘Pela-Gandong kontenporer’.
Di PeGaKe akan ada program Second Village atau Kampung Kedua. Di sini setiap orang, khususnya yang telah memiliki kemampuan finansial dan networking yang kuat, dapan memilih kampung keduanya di kawasan timur Indonesia.
Individu yang kemudian disebut ‘kapitan’ ini, akan membantu meningkatkan kapasitas masyarakat di kampung keduanya itu, menggerakkan mereka untuk maju, seperti mengadakan rumah baca, mendorong second villagenya sebagai desa wisata, hingga membantu akses beasiswa bagi anak-anak di-second Village-nya itu.
IndoEast Network menunjuk public figur Prilli Latuconsina sebagai brand ambasador. Selain public figur, prili yang merupakan generasi milenial indonesia timur ini sangat tertarik karena jadi wadah untuk mengumpulkan orang orang kreatif untuk memberikan kontribusi di bidang sumber daya manusia di indonesia timur.
Disisi lain staff khusus presiden Billy Mambrasar menilai, IndoEast Network menilai platform digital ini harus bersinegri dengan semua pihak baik swasta dan pemerintah sehingga kontribusi yang diberikan bersifat jangka panjang.
Harapannya dari berbagai program, sinergi dan kolaborasi yang ada, IndoEast Network dapat menjadi alternatif untuk mengurai ketimpangan, menghangatkan dan memperkuat persatuan nasional, sehingga sebagai sebuah bangsa yang besar, dapat , maju dan berjaya bersama. IndoEast Network Untuk Kemanusiaan dan Indonesia yang lebih baik.