News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Suhardi Alius: Ada Kerjasama dari Semua Pihak Dalam Menanggulangi Permasalahan Radikalisme

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suhardi Alius usai menghadiri Rapat Pleno Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FGB ITB) dalam membahas Radikalisme dan Intileransi yang berlangsung di Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Bandung, Jumat (24/1/2020).

PERGURUAN TINGGI sebagai tempat pembelajaran dan menuntut ilmu bagi para generasi muda bangsa sejatinya haruslah terbebas dari berbagai paham yang menyimpang yang bisa merusak masa depan bangsa Indonesia.

Namun pada kenyataanya yang terjadi Perguruan Tinggi yang seharusnya netral malah rentan disusupi oleh paham seperti radikalisme negatif maupun intoleransi yang tidak hanya menyasar dosen tetapi juga terhadap mahasiswa.

Oleh karena itu Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Drs. Suhardi Alius, MH, mengingatkan bahwa setiap Perguruan Tinggi rentan terpapar paham radikalisme dan perlu upaya bersama untuk mengatasi hal tersebut.

Hal tersebut dikatakan Suhardi Alius usai menghadiri Rapat Pleno Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FGB ITB) dalam membahas Radikalisme dan Intileransi yang berlangsung di Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Bandung, Jumat (24/1/2020).

Suhardi Alius mengatakan, “Tidak hanya Perguruan Tinggi tertentu yang bisa terpapar, tetapi semuanya bisa, yang membedakan hanya tebal tipisnya saja. Oleh karena itu kita semua harus waspada dan harus bisa mengidentifikasi hal tersebut. Karena itu bisa saja menjangkiti anak kita, saudara kita, atau lingkungan kita.” 

Lebih lanjut  mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhannass RI ini menyampaikan bahwa dirinya hadir pada acara tersebut untuk berbagi informasi, bertukar pikiran dan memberikan pemahaman kepada para Guru Besar ITB terkait radikalisme dan intoleransi yang terjadi selama ini.

Selain Kepala BNPT, terdapat tiga pembicara lain dari berbagai disiplin ilmu yaitu Prof. Dr. I. Bambang Sugiharto dari Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan, lalu dari ITB sendiri tampak hadir Prof. Yasraf Amir Piliang dan Prof. Tatacipta Dirgantara.

Dimana para pembicara tersebut memaparkan berbagai macam kajian kaitannya tentang filosofi Pancasila, penafsiran radikalisme serta bentuk-bentuk implementasi atas komitmen ITB yang telah secara tegas menjunjung tinggi empat pilar kebangsaan dalam tiap kebijakannya.

Alumni Akpol tahun 1985 ini juga mengatakan, “Saya hari ini diundang oleh FGB-ITB dengan anggota 235 Guru Besar yang ingin mendengarkan pemaparan saya tadi secara utuh soal radikalisme. Dan saya bukan pembicara tunggal di sini tapi juga ada ulasan secara filosofi juga dari para Profesor yang lainnya."

Mantan Kabareskrim Polri ini mengatakan, dengan adanya kegiatan yang dihadiri para Guru Besar ini serta mendapatkan penjelasan secara utuh dari dirinya terkait pola penyebaran paham radikal terorisme tersebut, setidaknya bisa memberikan pemahaman secara utuh dan juga bisa mengidentifikasi permasalahan yang sebenarnya terjadi di tengah tengah masyarakat yang ada saat ini.

“Sehingga kita betul-betul bisa mengidentifikasi apa masalah yang ada di tengah-tengah kita dan riil itu. Kita identifikasi dan kita carikan solusinya bersama dengan melibatkan semua pihak, termasuk FGB ini. Dan kita juga lihat tadi ternyata sangat antusias di dalam karena baru menyadari demikian hebatnya permasalahan ini."

Untuk itulah Suhardi Alius juga mengharapkan adanya kerjasama dari semua pihak dalam menanggulangi permasalahan radikalisme ini terutama dalam lingkungan perguruan tinggi untuk menjaga para generasi muda penerus bangsa. Karena menurutnya hal ini tidak bisa diselesaikan kecuali dengan keterlibatan semua pihak.

“Dan mudah-mudahan dengan pencerahan ini kita betul-betul bisa mereduksi, kalau bisa menghilangkan itu semua. Karena kita butuh mahasiswa dan dosen-dosen di ITB ini sebagai orang yang mendidik anak-anak kita nantinya untuk menjadi masa depan Indonesia. Karena ITB termasuk salah satu Perguruan Tinggi ternama di Republik ini yang mengasilkan bibit unggul. Dan mudah-mudahan kita bisa jaga itu,” begitu kata mantan Wakapoda Metro Jaya ini.

Sementara itu dalam kesempatan tersebut Ketua FGB-ITB Prof. Freddy Permana Zen menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Kepala BNPT dalam Rapat Pleno FGB-ITB tersebut karena telah memberikan pencerahan kepada para Guru Besar ITB terkait pola penyebaran, cara mengidentifikasi serta treatment-treatmennya jika menemukan hal tersebut di lingkungan perguruan tinggi.

Menurutnya, dengan penjelasan secara detail dari Kepala BNPT terkait ciri dan pola penyebarannya tersebut maka pihaknya pun juga sadar betul bahwa hal itu benar terjadi dan ada di lingkungan Perguruan Tinggi.

 “Untuk itu juga akan serius menangani hal ini karena demi bangsa dan negara ini. Ini bukan hanya masalah pemerintah tapi negara. Karena Presiden bisa saja berganti tapi negara tidak. Insya Allah NKRI masih bisa terus berlangsung ke depannya.” 

Turut hadir mendampingi Suhardi Alius dalam acara tersebut yakni Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. Ir. Hamli ME dan Direktur Penindakan BNPT Brigjen Pol. Drs. Torik Triyono, M.Si.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini