Penulis: M. Chairul Basyar, SE., M.Si (Han)/Ilung
(Kader Milenial PAN)
TRIBUNNERS - Kongres ke-5 Partai Amanat Nasional hitungan hari akan dimulai. Bukan hanya memilih ketua Umum “Baru” sebagai agenda utama, melainkan harus ada perumusan arah politik baru bagi Partai Anak Kandung Reformasi 1998.
Sebagai Partai politik, seyogyanya PAN dalam kongres kali ini melakukan “upgrading” organisasi. Yang titik utamanya adalah pada pembenahan internal dan menyatu secara total pada eksternal.
Maksudnya, pembenahan secara internal partai, PAN melalui kongres kali ini harus serius menghasilkan kesepakatan-kesepakatan bersama untuk pembenahan organisasi.
Baca: Kecurigaan Mahfud MD soal Rencana Pemulangan WNI Eks ISIS hingga Pengamat Bahas Opsi Ketiga
Baca: Kronologi Penembakan Maut Tentara Thailand yang Tewaskan Puluhan Orang
Seperti, Sekretariat organisasi yang paten dan tetap (agar tidak lagi “nomaden”), pemerataan kekuasaan dari DPP kepada DPW dan DPD (dalam konteks kontestasi politik daerah seperti pilkada dan pilwakot/bup), Efektif dan efisien dalam manajemen keuangan yang berbasis pada transparansi anggaran, dan terakhir, melakukan perekrutan serta perkaderan yang agresif pada kelompok usia muda (milenial dan generasi Z).
Baca: Detik-detik Anak Karen Pooroe Meninggal, Jatuh Saat Main Air Hujan di Balkon, Suami Tak Mengawasi
Sedangkan penyatuan diri PAN secara total kepada eksternal adalah, pertama, fokus kepada perjuangan kepentingan masyarakat, kedua, mengawal agenda Reformasi yang sejatinya merupakan cita-cita luhur awal berdirinya PAN.
Selanjutnya, PAN harus hadir dalam peran dan fungsi sebagai sarana pendidikan politik masyarakat, dan terakhir, PAN mampu menjadi partai yang naik derajatnya dari Partai kelas menengah menjadi partai “papan atas”.
Apabila kondisi tersebut di atas sudah menjadi tekad bersama para “stake holder” Kongres PAN ke-5, hemat penulis (sebagai kader muda PAN), maka PAN secara otomatis akan meninggalkan pola-pola konservatif dan kuno dalam berkongres.
Misal saja, melakukan karantina para “voters”. Yang dalam hal ini terjadi pemasungan demokrasi, musyawarah mufakat ditiadakan, dan adu gagasan para kandidat ketua umum menjadi hilang.
Lalu, semua kader PAN sudah bisa dipastikan perhatiannya hanya tertuju pada agenda pemilihan ketua umum saja, tanpa peduli lagi dengan agenda pembenahan dan perbaikan organisasi, serta pemantapan arah baru PAN kedepannya.
Sejujurnya, sebagai kader muda PAN yang baru setahun bergabung, pemikiran penulis, banyak terpengaruh dari seorang sosok Dradjad H. Wibowo. Yang merupakan seorang politisi yang lebih mengedepankan perbaikan organisasi daripada kepentingan pribadi atau golongan, politik santun dan penuh kegembiraan, serta mengedepankan adu gagasan ketimbang gontok-gontokan.
Pada akhirnya, tulisan ini ditutup dengan ucapan selamat berkongres partai anak kandung reformasi, mari kita raih kemenangan bersama, yaitu kemenangan Partai Amanat Nasional yang derajatnya naik setinggi-tingginya.