Sebagai salah satu rujukan, rumah sakit darurat ini memang dipersiapkan secara marathon.
Sejak diputuskan 13 Maret hingga resmi beroperasi 23 Maret, hanya ada waktu sepuluh hari. Dan dalam waktu sepuluh hari itulah, terjadi suasana yang benar-benar menegangkan.
Saat itu, tutur Doni, semua rumah sakit rujukan penuh pasien Covid-19. Tidak sedikit pasien yang datang dari Jakarta dan daerah lain, sulit terlayani.
"Saya ingat, ada pasien yang harus menunggu sampai tujuh jam lamanya sampai bisa mendapat tempat tidur," kata Doni.
Saat ini, keadaannya sudah jauh lebih baik.
Seperti diketahui, RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran terdapat dua lantai yang dijadikan rumah sakit dadakan, yakni tower VII yang saat ini telah beroperasi dan mampu menampung 1.700 orang.
Kemudian juga tower VI yang mampu menampung 1.300 pasien. Dengan begitu, RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran dapat menampung 3.000 dari dua lantai tersebut.
Baca: Detik-detik Pria Tewas di Tangan Selingkuhan, Awalnya Tersangka Mengelabui Korban Ngaku Kesal
Dari kapasitas 1.700 orang yang sudah dioperasikan, berdasar data terakhir Minggu (24/5/2020), jumlah pasien 963 orang yang terdiri pasien laki-laki 623 dan perempuan 340.
Dari jumlah pasien yang ada, pasien dikategorikan berdasarkan hasil swab positif 700 orang, tes cepat positif 237, pasien dalam pengawasan (PDP) 20 dan sisanya orang dalam pemantauan (ODP).
RS Darurat Wisma Atlet dioperasikan oleh tim gabungan dari Gugus Tugas, Kogabwilhan, TNI, Polri, Kementerian Kesehatan, BUMN, tenaga medis dan sukarelawan.
Total kekuatan personel yang bertugas berjumlah 1.624 orang.
Sejak dioperasikan, RS Darurat Kemayoran telah merawat lebih dari 3.900 orang.
Doni mengapresiasi tim dokter, perawat, dan staf lain yang bekerja gigih.
Tidak saja menyehatkan fisik, tetapi juga mental. Sedikitnya 10 personel tim kesehatan mental bekerja siang-malam. Mereka terdiri atas unsur TNI (Kesdam Jaya) dan relawan.
Baca: Pasangan Ini Ungkap Pengalaman Karantina Mandiri di Kastil Berusia 800 Tahun