Catatan Egy Massadiah
USAI salat Idul Fitri bersepuluh orang di Lantai 15 Graha BNPB, Minggu (24/5/2020) kami sedikit lebih rileks. Tidak digedor pekerjaan dan agenda menerima tamu seperti hari-hari sebelumnya.
Tak heran jika Doni mengatakan, "Hari ini sepertinya tidak ada jadwal. Silakan kalau mau nengok rumah."
Atas dasar pula, sejumlah staf inti pulang, setidaknya satu malam merasakan tidur di rumah.
Apa daya, itu semua tak terjadi. Baru nemplok di rumah, telepon sudah berdering, langsung dari Letjen Doni.
Saya bergegas kembali ke kantor. Beberapa teman yang tadi sempat pulang bersama-sama, juga sudah nongol.
Ekspresinya macam-macam. Ada yang datar-datar saja. Ada yang saling pandang, lalu tersenyum. Ada yang begitu ketemu, langsung tertawa.
"Rumah aman. Laporan selesai," sambut tawa mereka.
Drama pun kami akhiri dengan bekerja kembali. Sebagian menyiapkan materi rapat.
Desk relawan menghubungi Resto Hoka-hoka Bento memesan paket makanan untuk besok kami bawa ke Wisma Atlet, sebagai buah tangan kepada para pasien dan petugas di sana.
Jumlah Hokben yang dipesan 4.000 porsi.
Baca: Viral Thread Dokter Soroti Kekurangan Penanganan Covid-19 di Kota Surabaya, Ini Pengakuannya
Koordinator Tim Relawan Gugus Tugas Covid-19, Andre Rahadian juga langsung bergerak.
Ia juga menyiapkan kambing guling, opor ayam, ketupat, dan soto untuk 1.500 orang di Wisma Atlet Kemayoran.
Pendek kata, semua tenggelam dalam pekerjaan. Rasa kue barongko dan coto Makassar tadi pagi, pun sudah lupa.