Serangan Adian akan mengarah pada pendelegitimasian semua kebijakan yang diambil Erick Thohir. Serangan Erick Thohir pada Adian akan lebih mengarah pada wilayah mendelegitimasi Adian secara etika dan moralitas.
Itu area serangan yang paling mungkin karena posisi Adian bukan menteri yang menjadi pengambil kebijakan.
Erick Thohir kuat karena dengan latar belakangnya sebagai pengusaha maka jelas dirinya akan didukung oleh banyak pengusaha hingga konglomerat.
Namun jangan lupa, Erick Thohir tidak memiliki kekuatan yg dimiliki oleh Adian Napitupulu, yaitu partai politik. Adian adalah politisi kader PDIP yang memiliki rekam jejak cukup baik di internal partai.
Besar kemungkinan PDIP akan membela disaat posisi Adian terdesak. Bagaimanapun juga PDIP dikenal sebagai partai yang memiliki solidaritas tinggi terhadap kadernya.
Sebenarnya jika Erick maupun Adian bukan sesama pendukung Jokowi, maka "perang" ini mirip pertandingan sepak bola yang menarik dan berkualitas.
Mulanya Erick diserang dengan data utang, lalu muncul tagar #SesatPikirAdianNapitupulu yang diperkirakan dilakukan pendukung Erick.
Diduga pendukung Adian membalas tagar itu dengan tagar #ErickOut. Tagar #ErickOut dibalas kelompok Erick dengan memunculkan opini "Adian titipkan 60 komisaris".
Lalu isu ini dibalas kelompok Adian dengan opini "6.000" komisaris titipan di bumn". Menarik bukan? Pertarungan politik yang keren, cerdas dan elegan yang sesungguhnya membuka polemik yang mencerdaskan walaupun akhirnya semua menjadi sangat terbuka.
Kalau dari sisi pertarungan politik maka ini sangat menarik. Tapi kalau di lihat dari posisi Erick maupun Adian yang sama sama merupakan pendukung Jokowi maka "perang" ini akan sangat merugikan Jokowi.
Terlebih lagi saat ini di mana secara ekonomi Indonesia sedang berjalan menuju resesi besar.
Ketika Jokowi diserang habis-habisan oposisi yang menggunakan momentum krisis ekonomi, maka Erick Thohir dan Adian Napitupulu belum tentu akan menghentikan "perang" mereka.
Dengan demikian barisan yang membela Jokowi tidak akan sekuat saat Pilpres. Itu berarti kemungkinan besar pendukung Erick Thohir dan Adian Napitupulu juga takkan mengambil sikap membela Jokowi, melainkan justru asyik meneruskan perang mereka sendiri.
Semakin lama "perang" ini berlanjut maka barisan pendukung dan pembela Jokowi akan semakin banyak yang terseret-seret.