Rekam jejak atau track record para calon Kapolri bisa didapat. Sehingga Kompolnas dan DPR tak terjebak pola rekrutmen bersifat tertutup, seperti membeli kucing dalam karung.
Media sementara ini mengangkat rekam jejak prestasi Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo diukur dari pengungkapan kasus Novel Baswedan dan kasus penangkapan Djoko S Tjandra.
Ini sebenarnya langkah mundur dan sangat memalukan. Untuk itu kotak informasi dari masyarakat pencari keadilan mutlak ada dan harus dibudayakan.
Publik melihat penanganan kasus Novel Baswedan dilakukan secara setengah hati, sehingga hasilnya juga minus malum.
Sedangkan kasus Djoko STjandra justru jadi potret buram penegakan hukum di era Kabareskrim, Komjen Listyo Sigit Prabowo.
Buronan Djoko S Tjandra sempat melanglang buana mengurus KTP, mengajukan PK dan lain-lain, sehingga terkesan dibiarkan memiliki daya rusak tinggi.
Karena itu demi masa depan NKRI yang lebih baik, terutama penanganan masalah ketertiban umum, penegakan hukum, dan pengayoman terhadap masyarakat yang heterogen, maka Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo, tidak layak diusulkan apalagi dipilih jadi Kapolri.(*)