BERBAGAI INFORMASI di media terkait diet dan isi buku The Journey of #FitTyaAriesTya (buku #FitTyaAriesTya) menarik perhatian pengurus Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, untuk menjadi suatu kegiatan Bedah Buku #FitTyaAriesTya. Bedah buku ini melalui Webinar Pergizi Pangan Indonesia Hari Rabu Tanggal 10 Maret 2021 pukul 14.00 WIB.
Disamping itu, Pengurus Pergizi Pangan Indonesia yang menguasai disiplin Pangan, Gizi, Dietetik dan Kesehatan memandang perlu untuk menyampaikan Posisi Pergizi Pangan Indonesia tentang Konsumsi Sayuran dan Cara Sehat Pengendalian Lemak Tubuh, terkait informasi dan pernyataan tertulis di dalam buku #FitTyaAriesTya yang juga berkembang di media sosial.
1. Bedah Buku #FitTyaAriesTya
Bedah buku ini menghadirkan dua nara sumber yaitu Tony Arjuna, MNutDiet, PhD, AN, APD – Ketua Program Studi Dietisien, Departemen Gizi Kesehatan, FK-KMK, Universitas Gajah Mada (FK-KMK UGM), yang juga sebagai Pengurus Pergizi Pangan Indonesia dan Prof Hardinsyah MS PhD – Guru Besar Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB University yang juga sebagai Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia dan President, Federation of Asian Nutrition Societies (FANS).
Buku ini berisi kisah penulis buku yaitu Tya Ariestya dalam menerapkan suatu diet plus pengaturan olahraga dan tidur yang oleh penulis disebut “pola hidup sehat”. Juga disertai berbagai informasi dan pernyataan dari penulis serta testimoni.
Nara sumber pertama adalah Tony Arjuna, MNutDiet, PhD, AN, APD – Ketua Program Studi Dietisien, FK-KMK, Universitas Gajah Mada, yang menyatakan memiliki berat badan (BB) ideal adalah impian banyak orang, apa lagi yang obes.
Namun, proses mencapai BB ideal tidaklah mudah, terutama karena pola makan dan gaya hidup masa kini yang cenderung membuat asupan energi jauh diatas kebutuhan harian, sehingga secara perlahan BB terus bertambah hingga akhirnya berada pada kondisi yang menimbulkan berbagai macam gejala yang menurunkan kualitas hidup.
Menurut Tony, proses kenaikan BB biasanya terjadi perlahan dan dalam waktu bulanan, bahkan tahunan, karena tubuh kita secara alami tidak mungkin menumpuk massa lemak berlebih dengan cepat.
Namun, prinsip utama ini sering dilupakan orang yang ingin menurunkan BB, yaitu deficit energi; sehingga berbagai macam metode penurunan BB yang menawarkan penurunan BB instan dan banyak selalu menjadi pilihan.
Padahal, menurut Tony, proses instan tersebut (apapun bentuknya) selalu membawa resiko besar yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan jangka panjang. Khusus untuk metode penurunan BB instan dengan fad diets atau crash diets yang populer di masyarakat, salah satu ciri utamanya adalah pola makan yang dilakukan mengandung energi yang relatif rendah dan mengekslusi makanan/kelompok makanan tertentu. Jika eksklusi dilakukan pada kelompok makanan yang esensial, maka kemungkinan akan terjadi defisiensi zat gizi yang signifikan dalam waktu yang relatif singkat, demikian tambah Tony.
Nara Sumber kedua Prof Hardinsyah, mengawali bedah buka dengan menyampaikan apresiasi kepada penulis buku karena telah menuangkan
kisahnya dengan sederhana dan menarik. Sungguh jarang orang yang bisa menulis seperti ini. Selanjutnya Prof Hardinsyah Guru Besar Ilmu Gizi IPB University, memaparkan hasil analisis kandungan gizi terhadap 12 menu diet di dalam buku tersebut yang diterapkan selama 5.5 bulan (29 juni sampai 14 Desember 2020). Kandungan Energi dalam diet pada dua minggu pertama 953 kkal/hari kemudian sebulan kemudian menurun menjadi 400-500 kkal/hari dan turun lagi menjadi sekitar 250-300 kkal pada bulan-bulan berikutnya. Kesimpulan saya dietnya dimuali dengan diet Rendah Energi (Diet RE) kemudian dilanjutkan dengan diet Sangat Rendah Energi (Diet SRE), ungkap Prof Hardinsyah.
Dengan diet begini insulin rendah, dan kekurangan energi tubuh diambil dari pemecahan cadangan glikogen pada tahap awal, kemudian berlanjut pemecahan cadangan lemak sampai defisit energi via diet dan olahraga ditiadakan. Berbagai keluhan atau masalah efek samping pasti ada pada setiap diet ekstrim. Dalam proses ini banyak cairan, keton dan elektrolit terbuang berupa urin.
Suplemen gizi mikro diperlukan untuk mengatasi kekurangan gizi mikro; dan suplemen asam lemak esensial diperlukan untuk menjaga fungsi empedu. Selagi tidak ada komplikasi, dengan disertai minum, olahraga dan tidur yang cukup dan di bawah pengawasan professional dan kedisiplinan klien maka permasalahn ini diupayakan diminimalkan.