OLEH: Eddie Karsito
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah zona penyangga (buffer zone), kawasan konservasi yang memberi manfaat bagi jutaan orang berbeda-beda -- yang mencoba hidup bersama dalam satu komunitas.
Sebuah penegasan tentang cita-cita yang diikhtiarkan bangsa Indonesia, dalam rangka menguatkan dan mengokohkan rasa nasionalisme kebangsaan berdasarkan budaya bangsa.
Menekankan pentingnya penerimaan terhadap adanya keragaman budaya; multikulturalisme dan pluralisme dalam rangka membangun rumah kebangsaan Nasional.
Oleh karena itu, upaya Pemerintah mengambil alih pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dari Yayasan Harapan Kita (YHK), diharapkan tak mengganggu berbagai upaya memperkokoh ketahanan budaya bangsa tersebut.
Demikian rangkuman harapan dan pandangan sejumlah seniman, penggiat dan pemerihati budaya, yang selama ini banyak berkiprah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Mereka antara lain, Suryandoro, Mas'ud Thoyib, Sigit Gunarjo, Ertis Yulia, Dedy Indiawan, S.E, dan Arif Djoko Budiono.
“Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah institusi kaderisasi cinta budaya bangsa. Sebagai sarana edukasi, kreasi, produksi, eksebisi, presentasi, apresiasi, dan rekreasi, yang sehat jasmani dan rohani,” ujar pengamat dan pemerhati seni budaya, Suryandoro.
Suryandoro menyayangkan pemberitaan media yang berkembang terkait, ‘TMII Diambil Negara,’ seolah memberi stigma negatif terhadap institusi dan orang-orang yang telah berjasa mengelola TMII selama kurang lebih 44 tahun.
“Pentingnya menjernihkan perspektif jurnalis termasuk pejabat Negara agar menyampaikan informasi seimbang. Justru Pemerintah dan masyarakat harus berterima kasih. Yayasan Harapan Kita (YHK) selama ini tak pernah mengambil keuntungan apapun dari TMII. Bahkan kadang masih mensubsidi biaya perawatan sarana dan prasarana,” tegas Manejer Informasi TMII ini.
Ribuan seniman dan ribuan karya seni, kata Pendiri Swargaloka Foundation ini, lahir dari berbagai program yang digulirkan TMII. Dibanding Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lebih peduli dan perhatian menyemarakkan kegiatan budaya di TMII. Terbukti pembangunan sarana dan perawatan Anjungan Daerah, beserta program-programnya hingga kini terus berjalan.
Berbagai program yang digulirkan TMII antara lain; Parade Tari Nusantara, Parade Lagu Daerah, Parade Musik Daerah, Parade Teater Daerah, dan Paket Acara Khusus Pesona Nusantara. Program tersebut menjadi acara yang ditunggu-tunggu oleh seniman dan budayawan daerah untuk berekspresi.
TMII, kata Suryandoro, memiliki dua tugas pokok. Yaitu, keluar memperkenalkan wajah Indonesia kepada bangsa lain. Ke dalam agar rakyat Indonesia secara keseluruhan bisa melihat dan merasa bangga dengan kebudayaan tanah airnya.
“Kita wajib berterima kasih kepada ibu Siti Hartinah Soeharto berkat ide-idenya yang cemerlang. Peninggalan budaya Nusantara terselamatkan di TMII, seperti rumah-rumah adat, seni tari, seni musik, seni kriya dan sebagainya,” ujarnya.
Bahkan TMII, ujar Suryandoro, turut menjaga keharmonisan pemeluk agama dengan membangun berbagai rumah ibadah. “Rumah Ibadah semua agama dan kepercayaan yang diakui Negara dibangun secara berdampingan di kawasan TMII. Saya berharap Pemerintah dan masyarakat tidak berpikir negatif terhadap YHK,” ujarnya.