News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Hari Lahir Pancasila

Pancasila Lahir untuk Siapa?

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Logo peringatan Hari Lahir Pancasila 2021.

Penulis: Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

DEBAT kusir soal hari lahirnya Pancasila terus bergema di setiap tanggal 1 Juni. Tok! Palu sudah diketok melalui Keppres No 24 Tahun 2016. Dan, setiap tanggal 1 Juni jadi hari libur nasional.

Kontroversi tak berhenti. Perdebatan terus mengisi kolom media. Medsos lebih ramai lagi. Antar pakar berdebat dan adu argumentasi.

Masing-masing mempertahankan keyakinannya sendiri. Tak apa. Namanya juga demokrasi.

Tapi, keputusan tetap ada di tangan penguasa. Penguasa berhenti, bisa juga keputusan akan berganti. Bergantung siapa yang dekat dan lebih kuat dalam berargumentasi.

Penting gak penting soal kontroversi ini. Tapi, yang jauh lebih penting adalah menjawab pertanyaan: "kapan Pancasila dilaksanakan?" Ini tentu menjadi substansi.

Sila pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa". Apakah perilaku dan sikap politik kita sudah menunjukkan sikap bertuhan?

Faktanya, sejumlah ormas keagamaan dimanfaatkan untuk saling serang dan menebar kebencian.

Satu pemeluk agama dengan pemeluk agama lain tak jarang dibenturkan. Ini dilakukan demi nafsu politik dan kepentingan elit.

Baca juga: Kenapa Hari Lahir Pancasila Diperingati Setiap 1 Juni? Berikut Sejarah Lahirnya Pancasila

Belum lagi bicara soal korupsi. Korupsi itu kontra-Tuhan. Tapi, korupsi seringkali dilakukan berjama'ah. Itu tandanya ramai-ramai melawan Tuhan.

Dan kita tahu, korupsi umumnya dilakukan secara masif, sistemik dan terstruktur. Jelas, ini pembunuhan terencana terhadap Tuhan.

Sampai disini, sila pertama gugur dalam perilaku politik dan teknokratik kita.

Sila Kedua "Kemanusiaan yang adil dan beradab". Perlu pembahasan khusus terkait peran Indonesia di dunia internasional. Termasuk Uighur dan Palestina.

Sila ketiga "Persatuan Indonesia". Gimana mau bersatu jika buzzer-buzzer dibiarkan hidup di negeri yang semula damai, lalu jadi porak poranda seperti sekarang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini