Di sejumlah media massa Dahlan Iskan meminta pembahasan mengenai industri dan harga tak perlu lagi diperpanjang.
Sepatutnya yang dipersoalkan ialah bahaya Vaknus dan berikutnya efektivitas Vaknus.
Penjelasan mengenai vaknus ini diikuti anggukan kepala oleh TGB.
"Memang harus terus mendapat dukungan," kata TGB lagi.
Sesaat kemudian Dahlan Iskan menanyakan rekan TGB.
Pertanyaan tertuju pada Hakey Mahfudz, pria asal Bangil, Pasuruan.
Begitu disebut daerah ini, Dahlan membahas Majalah Al Muslimun.
Saat remaja, ia kerap membaca majalah ini.
Majalah bulanan yang dikelola oleh para pengajar Pesantren Persis Bangil disebut memiliki isi yang bagus.
Perbincangan kemudian mengalir ke soal pandangan keberagaman.
Sikap wasathiyah penting untuk selalu didengungkan dan dipraktekkan oleh Al-Azhar.
Dahlan kemudian berkisah akan pengalaman kecil sampai remajanya yang tumbuh kembang dalam tradisi tasawuf.
Keluarganya mursyid Tarekat Satariyah, bahkan, ia sempat hendak diminta menjadi mursyid tarekat ini.
"Karena penerusnya masih kecil. Harusnya saya dapat saja mengambil alih. Tapi, saya pikir tidak usah. Kemudian saya pergi ke Kalimantan," imbuhnya.