Chinese People Federation for World Peace Indonesia menyelenggarakan International Filial Piety Webinar pada tanggal 21 Agustus 2021 lalu.
Acara yang bertemakan "Filial Piety as the root of patriotism" ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun kemerdekaan RI ke 76.
Terdapat 8 Narasumber dalam acara ini, salah satunya Dr. Jessica N. Widjaja, Kepala Delegasi W20 G20 Indonesia. Selain itu acara ini diisi narasumber2 internasional. Mereka adalah : Masaichi Hori, President FFWPU Asia Pasific, Maha Pandita Utama, General Chairman Niciren Syosyu Indonesia, Prof Thomas Hwang, President CPFWP Internasional, Lely Ong, President CPFWP Indonesia dan Dr. Thomas Selover from Sunhak Up Graduate University Korea.
Dr. Jessica N. Widjaja dalam materinya menyampaikan bahwa untuk dapat memahami kultur sosial Masyarakat Cina, sangat penting untuk memahami dulu mengenai kehidupan Keluarga Cina.
"Keluarga dalam masyarakat Cina hukan hanya unit sosial tapi mereka mewakili kode ideologi yang meliputi Negara dan kehidupan sosial selama ribuan tahun." Jelasnya.
Ia mengatakan bahwa tidak diragukan lagi bahwa pilar dalam keluarga2 Cina dalah Berbakti.
"Konsep yang mendasari prinsip bakti ini sangatlah sederhana. Orangtua melahirkan anaknya, memberikan makan, pendidikan dan lainya . Sehingga anak2nya memiliki kewajiban untuk membalas budi orang tuanya yang meskipun demikian takkan pernah bisa dibayar lunas." Jelas Jessica.
Ketua The Grandeur Center Internasional ini mengungkapkan, bahwa makanan bukan hanya menjadi satu2nya hal dalam aspek bakti.
"Tapi juga memberikan pendidikan yang baik kepada anak2nya untuk meraih kesuksesan, kekuatan dan kesejahteraan untuk dapat berbagi pada sesama," jelasnya.
Jessica juga membahas mengenai anak2 di Cina yang menunjukan Semangat Berbakti akan dipandang baik oleh seluruh lingkungan sebagai insan yang berbakti, dipercaya, terhormat dan disegani.
"Saya pernah mendengar mengenai anak di Taiwan yang sengaja menyewa seseorang untuk menangisi kematian Orangtuanya, untuk mengekspresikan dan mempublikasikan Budi Bakti mereka," jelasnya.
Wanita yang juga pengusaha muda dalam bidang start up ini menceritakan bahwa konsekuensi dalam bakti kasih sayang tersebut pada akhirnya lebih kepada menyediakan sesuatu daripada memahami perasaan orang lain.
"Sebagai contoh dalam kultur Cina Tradisional, laki2 bisa memiliki lebih dari 1 Istri. Meskipun antar istri dapat terjadi kecemburuan, namun selama ia memenuhi kebutuhan mereka, laki2 itu dipandang sebagai orang yang bertanggungjawab," ujarnya.
Di penutup sesi, Jessica menyimpulkan mengapa Bakti Kasih menjadi aspek fundamental dalam akar Patriotisme.
"Konsep Bakti Kasih ini menjadi identitas dari kultur masyarakat Cina. Dimana menjaga Kultur ini berarti menjaga Keberlangsungan negara tetap berada di jalan yang benar," tuturnya.