Permasalahan di hampir semua pelabuhan sama. Begitu sulit mendapatkan informasi jadwal kapal dari staf pelabuhan maupun dari google. Pelajaran penting dari perjalanan tim ekspedisi ini adalah betapa pentingnya jaringan pertemanan para wartawan.
Setelah mendapatkan titik terang, tim JKW-PWI segera memacu kuda besinya menuju Pelabuhan Sei Pakning. Mereka tiba di sana pukul 14.00 WIB.
Lagi-lagi keberuntungan itu masih memihak. Ada satu kapal yang bisa mengantar ke Batam. Jadwalnya pukul 17.00 WIB.
“Waktu tempuh 14 jam, lebih baik menunggu daripada ketinggalan,” ungkap Yanni.
Minggu (28/11/2021) jelang malam, Kapal Citra Mandala Abadi mengantar Tim JKW-PWI ke Pelabuhan Punggur, Batam, Kepulauan Riau.
Di kapal Ro-Ro itu, tim hanya bisa beristirahat di kursi penumpang. Kamar ABK sudah penuh dengan para sopir truk. Ruangan tengah yang lapang juga sudah penuh dengan keluarga-keluarga yang membawa balita.
Senin (29/11/2021) pukul 12.00 WIB, kapal baru bersandar di tempat tujuan. Perjalanan laut yang panjang harus disusul makan siang yang enak. Tim merapat ke Restoran Rejeki, di mana Deddi Setiawan, kawan lama Yanni ketika bekerja di Jawa Timur, sudah menanti.
Perut kenyang, tim JKW-PWI kembali ke Pelabuhan Punggur untuk menyeberang ke Tanjung Uban, di Tanjung Pinang. Kapal berangkat pukul 17.00 WIB menuju Pelabuhan Tanjung Uban di Tanjung Pinang. Waktu tempuh hanya sekitar 45 menit.
Sampai di Tanjung Pinang pada Senin malam, tim JKW-PWI langsung meluncur ke Hotel Lumba-Lumba yang telah disiapkan oleh sponsor.
Telah menunggu di sana adalah pihak dari Ban Kingland yaitu Herman Jasa Saputra selaku Supervisor Kingland Batam; lalu ada Bahagia selaku Direktur PT Cahaya Eco Indonesia Batam; juga Stefanus Antony Wijaya yang merupakan Direktur PT Niaga Sukses Bintan, Tanjung Pinang.
Di Tanjung Pinang, tim JKW-PWI masih mencari informasi kapal yang akan berlayar dari Pelabuhan Tanjung Uban menuju Pelabuhan Sintete di Kalimantan Barat, pada Rabu (1/12/2021) besok.