Polanya dapat berubah-ubah sesuai kebutuhan di lapangan. Variasi irama juga sangat beragam. Semua pemain memiliki kesempatan mencetak gol.
Serangan dapat di bangun dari sayap kiri, sayap kanan, depan gawang atau dari tengah. Bahkan juga dari lemparan bola keluar sekalipun.
Walhasil, lawan sulit menebak gaya permainan Indonesia. Tepat jika disebut strategi Shin Tae young seperti bunglon.
Sebaliknya justru Thailand yang memakai sistem sepak bola pragmatis.
Mereka maunya menerapkan sepak bola efektif. Dua sampai empat kali sentuhan, sudah langsung mengarah ke gawang lawan.
Mereka mengandalkan umpan-umpan terobosan di daerah pertahan lawan.
Di sinilah Indonesia harus dapat mengatasi gaya permainan pramagtis dari pelatih Thailand, Alexandre Polking.
Jika Shin Tae young sudah menemukan resepnya, peluang Indonesia terbuka lebar.
4. Mewaspadai Set Piece
Masih lemahnya pertahanan Indonesia menghadapi set piece , atau bola mati, terlihat jelas ketika terakhir menghadapi Singapura. Dua gol Singapura tercipta melalui skema ini.
Jadi, tak ada pilihan lain, perlu ada revisi di pertahanan Indonesia dalam menghadapi set piece.
Tanpa ada perbaikan yang berarti, gawang Indonesia terancam kebobolan dari tendangan bebas bola mati.
5. Pengendalian emosi
Ingat, Indonesia belum pernah juara AFF. Mungkin buat pemain muda, situasi ini dapat menjadi tekanan mental yang terselubung.
Keinginan untuk pertama kalinya menciptakan sejarah, dapat membuat para pemain dalam tensi tinggi dan “demam panggung.”