News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tradisi Leadership Pesantren

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH. Imam Jazuli

Dalam tradisi leadership pesantren, misi utama pemimpin adalah mencetak pemimpin, bukan mencetak pengikut. Begitu seseorang masuk pesantren, langsung jiwa dan raganya mendapatkan sentuhan dari kiai dan ustadz-ustadz untuk menjadi tokoh, imam, atau pemimpin di masyarakat.

Tidak satu pun kiai pesantren yang mendoktrin santrinya untuk menjadi warga masyarakat biasa. Meski demikian, hingga hari ini tidak ada pesantren yang punya panduan manual leadership. Kalau pun ada, jumlahnya mungkin bisa dihitung dengan jari.

Lalu dengan cara seperti apa proses transfer leadership terjadi? Para kiai memiliki formula tersendiri dalam melahirkan pemimpin. Para kiai menciptakan formula sebuah praktik (best practices) yang bisa dipelajari dan dan diajarkan oleh guru dan santri.

Mirip seperti yang saya gambarkan di atas. Saya membuat kegiatan lalu dari situ tercipta sebuah formula yang bisa dipelajari dan diajarkan (modelling). Para santri dan guru terlibat langsung sesuai arahan saya untuk menghasilkan out-put yang telah distandarkan. Sajian model demikian terbukti efektif.

Di Bina Insan Mulai 1 dan 2, terdapat berbagai kegiatan yang tidak perlu diajarkan melalui pembelajaran di kelas. Dan hasilnya alhamdulillah. Misalnya Panggung Gembira, Dalailan, kepramukaan, perkenalan nilai-nilai Pesantren, dan lain-lain. Semua itu terjadi melalui proses transfer learning.

Secara teori ternyata tradisi demikian mendapatkan penguatan yang diakui para ahli dari waktu ke waktu. Teori pembelajaran “social learning” (pembelajaran sosial) menjelaskan bahwa suatu perilaku baru dari seseorang dapat dihasilan dengan memberikan kesempatan untuk observasi dan imitasi.

Berbagai studi ilmiah mengungkap bahwa pembelajaran sosial berperan penting dalam menjaga kelangsungan proses pendidikan di suatu tempat. Pembelajaran sosial juga sangat bagus untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Pembelajaran sosial dapat meningkatkan motivasi dan totalitas pembelajar.

Pertanyannya, seberapa berhasil tradisi tersebut dalam melahirkan pemimpin? Bisa dibuktikan bahwa seluruh pesantren di Indonesia ini pasti dipimpin oleh alumni pesantren. Bila ada orang yang memiliki pesantren tapi bukan alumnus pesantren, tetap saja akan menunjuk seorang alumnus pesantren untuk menjadi pengasuh atau kiai.

Para kiai telah terbukti melahirkan para pemimpin di berbagai lembaga. Mulai dari pesantren, kampus, perusahaan, militer, presiden, kementerian, dan lain-lain. Tetapi belum satu pun lembaga yang bisa melahirkan kiai selain pesantren.

Artinya, tradisi leadership pesantren jika mau diuji dengan parameter leadership profesional saat ini justru menunjukkan keberhasilan yang luar biasa. Keberhasilan seorang leader ditentukan oleh seberapa mampu leader tersebut melahirkan para leader. Itulah parameter yang menjadi pedoman dalam leadership profesional hari ini.

Darimana metode demikian bersumber? Rasulullah SAW diajari oleh Allah SWT untuk mentransformasi ajaran Islam yang pokok-pokok melalui formula praktik yang dapat diterapkan, dipelajari, dan diajarkan. Inilah sumber penting dalam tradisi leadership pesantren.

Contohnya membaca al-Qur’an, shalat, puasa, zakat, haji, dan seterusnya. Rasulullah SAW memberi contoh, lalu dipraktikkan, dipelajari dan diajarkan. Sampai hari Kiamat 0pun tidak akan habis praktik shalat dikupas oleh para ahli. Meski sedemikian kompleks isinya, tapi semua orang di dunia ini dapat mengerjakan shalat.

Bahwa di dalamnya terdapat muatan yang lebih dalam dan lebih esensial yang tidak bisa diajarkan tekniknya secara fisik, itu adalah ruang untuk berlomba dalam meningkatkan kualitas. Sama-sama mengerjakan shalat dengan urutan rukun yang sama, tapi kualitas shalatnya akan beda jika tingkat keilmuan dan kehadiran hatinya berbeda.

Motivasi tanpa Henti

Selain melakukan transfer kepemimpinan dengan cara di atas, tradisi leadership pesantren juga memiliki ciri khas lain yaitu motivasi tanpa henti. Pagi, siang, sore, malam, bahkan tengah malan pun santri dan guru mendapatkan motivasi dari kiai.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini