Cukup banyak penyebab anemia. Defisiensi atau kekurangan zat besi adalah salah satu penyebab tersering.
Zat besi memegang peran penting dalam pembentukan sel darah merah.
Hemoglobin yang berada di dalam sel darah merah membutuhkan 4 ion besi agar strukturnya sempurna.
Kekurangan zat besi dapat diakibatkan oleh kurangnya asupan zat besi dari makanan.
Kebiasaan pola makan sehari-hari yang miskin asupan zat besi, misalkan pada vegetarian juga berpotensi mengakibatkan anemia defisiensi zat besi.
Penyebab lainnya adalah serapan zat besi di saluran cerna yang tidak adekuat maupun akibat kehilangan darah dalam jumlah yang cukup banyak dan sering, misalkan pada wanita yang mengalami haid berkepanjangan.
Demikian pula pada kondisi kebutuhan zat besi yang meningkat seperti pada kehamilan.
Seseorang yang mengalami anemia defisiensi besi dapat merasakan beberapa hal seperti kondisi lesu, mudah letih, mudah berdebar-debar saat beraktivitas, mata berkunang-kunang, pusing, sesak napas dan sulit untuk berkonsentrasi.
Sebagian orang dengan anemia defisiensi besi juga mengeluhkan rasa kesemutan pada kaki dan telinga berdengung.
Sementara orang yang diduga menderita anemia defisiensi besi dapat dilihat dari tampilan fisik berupa kulit yang pucat, ada luka di sudut bibir, lidah yang biasanya kasar berubah menjadi licin dan kuku yang rapuh.
Beberapa pemeriksaan biasanya akan dilakukan oleh dokter jika menemui kondisi seperti itu.
Pemeriksaan darah lengkap ditujukan untuk melihat kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah.
Pemeriksaan gambaran darah tepi untuk menilai bentuk sel darah merah dan yang tidak kalah pentingnya adalah pemeriksaan cadangan zat besi yang ada di dalam tubuh.
Pada anemia defisiensi besi berat, cadangan zat besi dalam tubuh bisa mendekati nol.
Pengobatan anemia defisiensi besi tergantung kadar hemoglobin dan kondisi yang mendasarinya.