Ini disebabkan "stereotype" dari drummer itu adalah tentang kejantanan, kekuasaan, bahkan lambang brutalitas melalui ritme yang menghipnotis pendengarnya.
Nah, anggapan ini akan diruntuhkan oleh G20 Orchestra, yang mendapatkan 2 pemain perkusi handal dan .... ya, perempuan!
Mereka adalah lulusan Universitas Campinas yang departemen perkusinya terkenal mencetak pemain perkusi terbaik di Amerika Selatan, terutama dari kelas profesor Fernando Hashimoto, spesialis musik perkusi Brazil.
India mengirimkan Jasiel Peter, pemain kontrabas terbaik di negaranya.
Daftar pemain ini masih panjang, tapi jangan kira Indonesia tidak memiliki musikus sebaik mereka.
Ada! Ada, tapi terus terang sampai dua minggu lalu ini saya belum mengenal, bahkan mendengar 90 persen nama yang mengunggah permainan mereka untuk audisi di YouTube dengan kata kunci "G20 Orchestra".
Anda bisa dengarkan sendiri dengan mencarinya dengan kata tersebut di YouTube, dan setelah membaca daftar nama musisi yang lolos di bawah artikel ini, anda pasti setuju bahwa kualitas artistik mereka sangat mapan dan mumpuni.
Saya sendiri sangat terkesima dengan kualitas beberapa musisi Indonesia yang mengikuti audisi, bahkan yang datang dari kota/provinsi yang tidak pernah saya bayangkan ada musik klasik di sana.
Pasalnya, saya belum pernah menemukan audisi terbuka dan transparan dalam merekrut anggota orkestra di Indonesia, di mana semua orang dapat mendengarkan permainan para kandidat di YouTube.
Anggota biasanya dipilih melalui pertemanan atau rekomendasi.
Kalaupun ada "audisi", itu bersifat tertutup dan mereka audisi karena diberitahu rekannya. Itu sebabnya kita selalu melihat orang-orang yang sama di berbagai orkestra.
G20 Orchestra yang rencananya diperdanakan pada 12 September 2022 di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah ini, merupakan langkah pemerintah melalui inisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia untuk mendorong musik klasik Indonesia.
G20 Orchestra adalah warisan Indonesia untuk G20 ke depannya, dan bisa menjadi disrupsi di dunia musik klasik, dengan keanggotaan dari 18 negara (Saudi Arabia dan Turki untuk kali ini belum mengirimkan musisi) dan keseimbangan gender.
Program kami juga tidak terpaku pada karya "yang itu-itu saja" di dunia musik klasik, tapi ada kesegaran dalam konten program.