Secuil Kisah Pertemuan, Dubes Maroko dan Menu Sarapan yang "Lezat."
Catatan Perjalanan KH. Imam Jazuli Lc., MA
TRIBUNNEWS.COM - Pertemuan adalah sebuah momen yang luar biasa. Tentu itu bagi yang lama tak bertemu, kemudian hati saling memendam rindu dan waktu menyediakan kesempatan untuk memutar kenangan.
Tetapi pertemuan bagi yang sebelumnya tak saling kenal apakah ada momen luar biasa? Bukankah pepatah bilang: Tak kenal maka tak sayang?
Agaknya, kali ini pepatah agung dari leluhur itu tak selalu benar. Sebab perjumpaan penulis dengan Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Maroko, merangkap Republik Islam Mauritania Bapak Hasrul Azwar ini punya cerita berbeda.
Apakah penulis sebelumnya belum tahu Pak Hasrul? Tentu saja tahu. Siapa yang tak tahu beliau? Kiprahnya sebagai politikus dan anggota dewan begitu cemerlang.
Dubes yang telah menjabat sejak dilantik pada 13 Februari 2019 oleh Presiden Joko Widodo ini adalah seorang publik figur alumni IAIN Sumatera dan politikus senior dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sebelumnya, beliau juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) selama tiga periode, yakni periode 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019 yang mewakili daerah pemilihan Sumatra Utara.
Selama berada di parlemen, Pak Dubes Hasrul Azwar duduk di Komisi VIII pada periode 2004-2009 dan 2009-2014, beliau juga sempat menjadi Ketua Komisi tersebut dari tahun 2005 hingga 2009.
Sementara itu, pada periode tahun 2014 sampai 2019, beliau menjadi anggota Komisi III. Pada periode 2009-2014, Pak Hasrul juga adalah Ketua Fraksi PPP di DPR RI dan anggota Badan Anggaran.
Tetapi apakah penulis pernah mengenal sebelumnya? Jawabannya belum. Maka pagi hari jam 9 hari Jumat waktu Maroko itulah momen bertemu secara fisik dan pertama kali mengenal beliau dari dekat.
Tak dinyana sebagai pejabat KBRI nomer wahid, akhlak dan kepribadiannya begitu mengagumkan. Beliau sangat ramah dan supel, menyapa penulis yang hanya guru ngaji dari kampung ini dengan cara yang amat-amat baik.
Penulis disambut seperti tamu penting Kedutaan dan diajak makan bersama dengan menu spesial Maroko sambil bercerita banyak hal, termasuk sejarah berdirinya Kerajaan Maroko dan pergolakan sosialnya. Menu yang komplit dan amat bergizi jiwa-raga bukan?
Bahkan semalam, sebelum pagi itu. Persis waktu menunjukkan jam 21.30 waktu Rabat, penulis sudah dibuat terkejut dengan hadirnya birokrat Kedutaan untuk membantu proses imigrasi penulis dan rombongan saat tiba di Bandara Casablanca.
Kemudian kami sekeluarga dibawa ke penginapan Wisma Kedutaan. Sesuatu yang istimewa bukan? Itu karena, penulis mengatakan, tak selalu benar pepatah lama, tak kenal maka tak sayang itu. Buktinya kami yang sebelumnya belum saling kenal, disambut dengan sedemikian sayang.
Kembali ke soal suguhan menu pagi yang lezat itu, Pak Dubes menceritakan banyak hal soal negara yang kemarin bisa mengejutkan dunia dengan masuk semi final dalam hajatan sepakbola paling akbar di Qatar itu.