Oleh : Prof Olivia Fachrunissa SE MSi PhD *)
TOPIK hangat yang menjadi salah satu agenda dalam presidensi G20 adalah kesepakatan bersama dalam mempercepat proses digitalisasi ekonomi untuk semua negara.
Tiga isu digital yang menjadi perhatian utama antara lain mengurangi kesenjangan akses digital, literasi digital dan ruang digital yang sehat dan bermanfaat.
Untuk mempercepat digitalisasi diperlukan memerlukan dukungan, kolaborasi dan kerjasama dari berbagai pihak.
Tidak hanya fokus pada proses kesiapan infrastruktur digital sebagai perangkat keras namun juga kesiapan perangkat lunak dari proses digitalisasi ekonomi tersebut.
Salah satunya bagaimana menyiapkan pemimpin yang berorientasi pada penguasaan kompetensi digital dan memiliki mindset global.
Baca juga: Luhut: Digitalisasi Bisa Kurangi Korupsi dan Inefisiensi
Kepemimpinan global dan digital adalah aktivitas dalam keahlian kognitif yang menghasilkan perilaku efektif serta memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana para pemimpin global memahami peluang digitalisasi secara efektif.
Pemimpin harus mampu melaksanakan semua tugas mereka tanpa hambatan karena kemudahan digitalisasi.
Dalam kepemimpinan global, para pemimpin di tuntut untuk dapat berpikir, mengelola hubungan, memotivasi orang lain untuk mencapai suatu tujuan.
Setiap pemimpin global harus dapat memiliki kemampuan dalam mengelola informasi yang lebih relevan, memperhatikan isyarat yang lebih kontekstual, perilaku, dan budaya, serta mampu menggabungkan informasi tersebut menjadi pola yang bermakna.
Pemimpin global juga dapat mengembangkan persepsi yang lebih kompleks tentang konteks produktivitas mereka.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan yang ‘biasa-biasa’ saja atau mengadopsi praktek yang sama dengan sebelumnya, akan menghambat peningkatan kapasitas dan produktivitas.
Saat ini, kepemimpinan yang paling efektif pada era digital adalah bukan tergantung pada keahlian teknis dan kemampuan pimpinan untuk menjawab semua persoalan.
Pemimpin yang efektif adalah tentang pengetahuan mengenai manusia, berani mengakui kelemahan diri, terkoneksi dengan individu lain dan mampu mengoptimalkan potensi diri dan potensi individu lain.