TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebelumnya, saya Erlangga Abdul Kalam, Ketua Cabang PMII Jakarta Timur mengucapkan duka yang mendalam kepada Keluarga korban dan Polres Metro Jakarta Timur atas meninggalnya AKBP Buddy Alfrits Towoliu (Kasat Narkoba Polres Jaktim) yang tewas diperlintasan rel Kreta Api, Stasiun Jatinegara, 29 April kemarin.
Dugaan bunuh diri yang dilontarkan oleh Humas Polda Metro Jaya terhadap AKBP Buddy adalah sesuatu yang irasional.
Pasca mengetahui informasi tersebut, saya mencoba melakukan analisis guna menguak fenomena janggal tewasnya Kasat Narkoba Polres Jaktim tersebut.
Secara umum tujuannya agarKapolri dapat membersihkan instansi di internalnya, secara khusus untuk mendukung Keluarga korban.
Saya menghighlight satu poin besar yang menjadi kejanggalan dalam dugaan bundir tersebut.
Saya menduga kuat ada keterlibatan kelompok mafia besar berseragam dalam kematian AKBP Buddy (Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur). Sebelumnya juga diketahui, AKBP Buddy pernah menjabat di Polda Metro Jaya sebagai Kepala Sub Bidang Pengamanan Internal (Kassubid Paminal) Bidpropam Polda Metro Jaya di tahun 2022.
Kaitannya dengan kematian ini, ada kemungkinan mutasi jabatan baru AKBP Buddy sebagai Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur oleh Kapolri dianggap sebagi sesuatu yang membahayakan oleh pemilik sekaligus pemain bisnis haram.
Saya yakin sekali, mafia besarnya ada di dalam instansi internal Polri sendiri. Sebab rasionalisasinya tanpa oknum di dalam, bisnis haram itu tidak mungkin dapat berputar atau beredar.
Ini pasti mafianya sudah kelas kakap yang main, sehingga berani ambil nyawa. Jabatan Kasat Narkoba bukan sesuatu yang biasa, ia sangat istimewa. Banyak orang mempertaruhkan harta sampai nyawanya disini.
Saya percaya AKBP Buddy orang baik, oleh karena itu dia langsung dihilangkan sebelum bertugas. Jabatannya juga kan baru dua minggu, jadi kemungkinan sebelum dia tewas kemarin dia baru mau ungkap kasus narkoba kelas paus.
Dengan dugaan kuat hasil analisis ini, saya berharap Kapolri segera bersinergi dengan Menkumham kemudian Presiden untuk membuat Tim Investigasi (Mencari dan membuka fakta sesuai kebenaran) guna menguak kasus kematian AKBP Buddy.
Mudah-mudahan saja sebelum Tim investigasinya dibuat, kasusnya sudah bisa diungkap. Kalau Polres Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya belum bisa mengungkap, saya kira Kapolri sangat mampu sekali untuk membongkar kejahatan yang ada di internalnya.
Terakhir, saya juga mendesak Polres dan Polda untuk memeriksa penyidik. Disaat yang bersamaan, oknum yang membuat statement atau mudah memvonis AKBP Buddy bunuh diri juga perlu diperiksa.
Jika kematian AKBP Buddy tidak diusut tuntas saya pastikan 90 persen kedepannya akan terus ada upaya bunuh membunuh antar geng yang berada di tubuh Korps Bhayangkara, sebab genderang perang sudah ditabuh.
Jika kasus tewasnya Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur ini tidak dapat diungkap, maka trusht masyarakat akan hilang terhadap institusi kepolisian.
Saya kira ini bagian dari momentum Kapolri untuk menyapu bersih sekaligus menunjukan kepercayaan publik terhadap Polri.