News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Hari Lahir Pancasila

Refleksi 1 Juni: Pemimpin Berjiwa Pancasila

Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tenaga Ahli Fraksi PKB MPR RI, Andik Kuswanto, S.Hum., M.Ap

Refleksi 1 Juni: Pemimpin Berjiwa Pancasila

Oleh: Andik Kuswanto, S.Hum., M.Ap*

TRIBUNNEWS.COM - Di media sosial hari ini ramai memasang status lambang negara mengunggah Hari Lahir atau sejarah Pancasila dan sebagainya.

Pertanyaannya, bagaimana mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam semangat gotong-royong dalam setiap kepemimpinan anak bangsa?

Pemimpin yang dibutuhkan bangsa Indonesia adalah pemimpin yang memiliki⁹ semangat beramar ma'ruf nahi munkar dengan berjiwa tokoh Pancasila yang baik; memiliki visi untuk membawa bangsa dan negaranya menggapai cita-cita bangsa yaitu membawa penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia menuju terwujudnya kehidupan yang berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, dan berkeadilan. 

Yang dimaksud dengan pemimpin berjiwa Pancasila jelas bukan yang hanya hafal teks Pancasila, tetapi pemimpin yang mengerti benar akan hakikat Pancasila sebagai ideologi bangsa sehingga dengan begitu semua kebijakan yang diambilnya kelak akan berpedoman pada ideologi bangsa.

Pemimpin harus memiliki lima karakteristik sebagaimana yang terkandung dalam lima sila yang terdapat dalam Pancasila: Berketuhanan, karena pemimpin yang beriman cenderung akan memiliki perilaku yang baik karena ia akan melibatkan Tuhan dalam setiap tindakannya.

Berkemanusiaan, pemimpin yang menjunjung tinggi hak asasi manusia akan memiliki kesadaran tinggi atas hak dan kewajiban sebagai seorang pemimpin yaitu melaksanakan kewajiban untuk memimpin. Ia dengan amanah serta bersih dari tindakan korupsi karena ia tidak akan mengambil yang bukan menjadi haknya. 

Pemimpin berjiwa Pancasila adalah ia yang memiliki rasa nasionalisme tinggi. Maka, pemimpin akan memiliki loyalitas atau pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya yang diwujudkan melalui sikap dan tingkah laku mental lakunya dalam berbagai kebijakan yang bertujuan untuk membangun negaranya menjadi negara yang makmur dan sejahtera.

Pemimpin berjiwa Pancasila pun harus peka mendengar keluh-kesah rakyatnya. Pemimpin yang mau mendengarkan keluh-kesah rakyatnya merupakan pemimpin yang baik dimana ia dapat mengetahui masalah yang sedang dialami rakyatnya dan kemudian dapat dengan segera mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah itu bukan malah menjadikan penderitaan rakyat sebagai objek untuk memperkaya diri, golongan pendukungnya, atau konstituennya.

Baca juga: Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Jokowi: Mari Sambut Pesta Demokrasi Pemilu dengan Kedewasaan, Suka Cita

Menjadi pemimpin itu harus adil proporsional, yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah; yakinlah pemimpin yang adil akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi rakyatnya. Dengan demikian diharapkan rakyat Indonesia akan mendapatkan kesejahteraan secara lahiriyah dan batiniyah seperti apa yang telah difirmankan Allah dalam surat _al-a'raf_ ayat 96: "sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertaqwa pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi".

Harapannya, dengan merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila; melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari tidaklah mustahil bangsa ini akan menjadi bangsa yang kuat  baldatun toyyibatun warobbun Ghofur. 

*Penulis adalah Tenaga Ahli Fraksi PKB MPR RI.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini