Oleh: Erwin Aksa, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Penggalangan Strategis DPP Partai Golkar
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa prinsip utama ideologi ekonomi pancasila meliputi:
1. Menyeimbangkan keadilan sosial dan efisiensi ekonomi: Cara Ketiga berupaya menyelaraskan tujuan kesetaraan dan keadilan sosial dengan kebutuhan akan daya saing dan efisiensi ekonomi.
2. Menekankan tanggung jawab individu: Hal ini mendorong gagasan bahwa individu memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi terhadap masyarakat dan kesejahteraan mereka sendiri, sekaligus mengakui peran pemerintah dalam memberikan dukungan dan peluang.
3. Beradaptasi terhadap globalisasi: ekonomi pancasila menekankan perlunya beradaptasi terhadap kekuatan globalisasi, merangkul kemajuan teknologi dan perdagangan internasional serta berupaya memitigasi dampak sosial yang negatif.
4. Berinvestasi dalam pendidikan dan keterampilan: Investasi ini mendorong investasi dalam pendidikan dan pengembangan keterampilan sebagai sarana untuk memberdayakan individu dan meningkatkan daya saing ekonomi.
5. Mendorong kewirausahaan sosial: Cara Ketiga mendorong pengembangan wirausaha sosial dan bisnis yang berupaya mengatasi tantangan sosial sambil beroperasi dalam kerangka berbasis pasar.
6. Kebijakan sosial progresif: Mendukung kebijakan sosial progresif yang bertujuan mengurangi kesenjangan, mendorong keberagaman, dan mengatasi masalah sosial seperti kemiskinan dan layanan kesehatan.
Baca juga: Bamsoet Ajak Kader Partai Golkar Terapkan Ekonomi Pancasila Atasi Kesenjangan Sosial Ekonomi
Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk memberikan pendekatan pemerintahan yang modern dan pragmatis, mengatasi tantangan kontemporer sambil menggabungkan unsur-unsur ideologi sayap kiri dan sayap kanan tradisional.
Pendekatan ekonomi pancasila berbeda dari ideologi sayap kiri tradisional dalam beberapa hal utama:
1. Penekanan pada ekonomi berbasis pasar: Meskipun ideologi sayap kiri tradisional sering memprioritaskan intervensi negara dalam perekonomian dan kepemilikan kolektif atas industri tertentu, ekonomi pancasila lebih menekankan pada solusi berbasis pasar dan kemitraan publik-swasta.
2. Merangkul globalisasi: Cara Ketiga cenderung menganggap globalisasi dan perdagangan internasional sebagai peluang pertumbuhan ekonomi, sedangkan beberapa ideologi sayap kiri tradisional lebih skeptis terhadap kekuatan-kekuatan ini, dan sering kali menekankan tindakan proteksionis atau anti-globalisasi.
3. Fokus pada tanggung jawab individu: Cara Ketiga menekankan tanggung jawab individu dan kemandirian, selain mengakui peran pemerintah dalam memberikan dukungan. Ideologi sayap kiri tradisional mungkin lebih menekankan tanggung jawab kolektif dan intervensi pemerintah yang komprehensif.
4. Penolakan terhadap perjuangan kelas: Walaupun ideologi sayap kiri tradisional sering menekankan perjuangan kelas dan konflik antara buruh dan modal, Cara Ketiga cenderung menolak narasi ini dan malah berfokus pada membangun koalisi dan kemitraan antara berbagai kelompok masyarakat.
5. Pragmatisme dan fleksibilitas: Ekonomi pancasila menekankan pendekatan pragmatis dan fleksibel dalam pembuatan kebijakan, sering kali berupaya menemukan keseimbangan antara keadilan sosial dan daya saing ekonomi. Ideologi sayap kiri tradisional mungkin lebih menganut prinsip-prinsip ideologis.
Secara keseluruhan, Jalan Ketiga mewakili penyimpangan dari beberapa prinsip inti ideologi sayap kiri tradisional, yang bertujuan untuk memodernisasi dan menyesuaikan prinsip-prinsip sosial demokrat dengan tantangan dunia kontemporer.
Prinsip-prinsip ekonomi utama dari pendekatan Cara Pancasila meliputi:
1. Ekonomi berbasis pasar: ekonomi pancasila mendukung solusi berbasis pasar dan menekankan pentingnya kewirausahaan, inovasi, dan pertumbuhan sektor swasta dalam mendorong pembangunan ekonomi.
2. Kemitraan publik-swasta: Kemitraan ini mendorong kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk mengatasi tantangan ekonomi dan kebutuhan sosial, sering kali mendukung kebijakan yang mendorong investasi dan kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha.
3. Reformasi negara kesejahteraan: The Third Way mengadvokasi reformasi negara kesejahteraan untuk menyeimbangkan perlindungan sosial dengan insentif untuk pekerjaan dan tanggung jawab individu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan jaring pengaman yang mendukung mereka yang membutuhkan dan juga mendorong kemandirian.
4. Investasi di bidang pendidikan dan keterampilan: Prioritasnya adalah investasi di bidang pendidikan, pelatihan, dan pembelajaran seumur hidup sebagai sarana untuk meningkatkan sumber daya manusia dan meningkatkan daya saing ekonomi.
5. Globalisasi dan perdagangan internasional: Cara Ketiga menekankan manfaat globalisasi dan perdagangan bebas, berupaya mengintegrasikan perekonomian ke dalam pasar global dan memanfaatkan peluang ekonomi internasional.
6. Pembangunan berkelanjutan: Mendukung kebijakan ekonomi berkelanjutan yang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Prinsip-prinsip ekonomi ini mencerminkan pendekatan pragmatis dan modern terhadap tata kelola ekonomi, yang berupaya menyelaraskan tujuan-tujuan sosial dengan dinamika pasar dan tren global.