Salah satu pengrajin seni wayang kulit di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta yang juga turut menulis artikel ini telah memproduksi wayang kulit dari limbah split sapi hingga ke manca negara seperti Jerman, Perancis, China, Hong Kong serta sejumlah negara lainnya.
Dari skill yang dimiliki oleh seorang pengrajin wayang kulit nilai tambah limbah split sapi setelah menjadi produk wayang secara gross meningkat menjadi 8 hingga 16 kali lebih tinggi.
Pemanfaatan split sapi menjadi produk wayang juga merupakan usaha yang boleh dikatakan zero waste karena potongan sisa split sapi masih dimanfaatkan lagi sebagai bahan untuk gantungan kunci, pembatas buku atau karya seni lainnya.
Sedangkan sisa terakhir dari split sapi yang tidak memungkinkan untuk dibuat menjadi karya seni biasanya diolah untuk menjadi bahan makanan berupa krecek atau sayuran lainnya.
Wayang split adalah salah satu jenis wayang diproses dari limbah.
Contoh lain wayang yang juga dibuat dari limbah adalah wayang sak semen.
Wayang sak semen dibuat dari limbah kemasan semen.
Perbedaan antara wayang split dengan sak semen adalah kelenturan.
Wayang split memiliki kelenturan lebih baik dari pada sak semen.
Oleh sebab itu jika salah satu bagian wayang (terutama tangan) yang terbuat dari sak semen mengalami tekukan maka sering kali bekas tekukan tidak bisa hilang dan membekas.
Sebagai akibatnya bagian yang mengalami tekukan tersebut menjadi cacat dan selain mengganggu penampilan juga mengganggu pementasan jika wayang sak semen digunakan dalam pertunjukan wayang.
Berbeda dengan wayang split yang pada saat pembuatan maka kulit split dijereng atau dipentang supaya permukaannya menjadi lurus dan rata maka sak semen sebelum digunakan harus ditekan atau dipress selama beberapa hari supaya permukaan kertas semen menjadi rata dan bisa ditatah.
Pada umumnya wayang yang terbuat dari sak semen terdiri dari beberapa lapisan kertas sak semen supaya wayang yang dihasilkan tebal dan kuat atau tidak mudah tertekuk.
Antar lapisan sak semen diberi lem sedemikian rupa sehingga antar kertas sak semen bisa melekat kuat selama proses pemberian tekanan (press).