Elite neocon AS sangat berkepentingan dengan ini, dan itulah yang terjadi saat penghancuran Moammar Khadafi di Libya, Saddam Husein di Irak, perang panjang di Afghanistan, dan banyak lagi.
Momen wawancara Tucker Carlson secara baik dimanfaatkan Putin di awal sesi saat ia menjelaskan secara runtut sejarah Rusia sejak 2.000 tahun lalu.
Carlson mendengarkan secara seksama penjelasan Putin, dan di akhir penjelasan sejarah ini Putin memberikan sebundel dokumen terkait.
“Buat bacaan malam,” canda Putin ke Tucker Carlson. Ini adalah poin penting, yang pastinya tidak pernah didapatkan secara baik oleh publik AS.
Alexander Dugin, filsuf Rusia yang kerap diasosiasikan dengan pandangan klasik Putin, menilai Tucker Carlson memiliki pandangan sejalan dengan era Tsar Rusia.
Alexander Dugin ini bukan tokoh sembarangan. Ia diincar agen rahasia Ukraina, jadi target pembunuhan karena pandangan-pandangannya yang sangat konservatif tentang Ukraina.
Gagal membunuh Alexander, intel Ukraina akhirnya melenyapkan putri tokoh tua ini, Daria Dugina, lewat serangan bom mobil tahun lalu di pinggiran Moskow.
Dugin mengritik sikap dan pandangan para maniak di Washington, yang terus mengompori ancaman perang nuklir lewat proksinya di Ukraina.
Gambaran yang salah tentang Rusia terus diproduksi lewat propaganda ala film Marvel, yang mengunggulkan kemenangan Zelensky atas kejahatan yang dilakukan Rusia.
Tidak pernah ada yang secara serius memeriksa narasi ini, lalu mengabarkannya ke publik Amerika. Tucker Carlson menurut Dugin, datang untuk memeriksanya.
Perjalanan Tucker Carlson ke Moskow mungkin merupakan kesempatan terakhir untuk menghentikan hilangnya umat manusia karena provokasi kekuatan nuklir dunia.
Alexander Dugin mengingatkan, liberalisme dan agendanya telah membawa umat manusia ke jalan buntu.
Tucker Carlson menurutnya memilih kemanusiaan, dan itulah sebabnya dia datang ke Moskow untuk bertemu Putin.
Sekali lagi Tucker Carlson adalah orang yang sangat ideologis yang mewakili pandangan politik tertentu di Amerika.