Oleh: Said Abdullah
Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim
TRIBUNNEWS.COM - Menjelang pelaksanaan Pemilu 2024 sempat beredar berbagai provokasi yang ingin menghancurkan PDI Perjuangan.
Bahasa yang digunakan pun sarkastis, 'saatnya untuk menyembelih banteng moncong putih.'
Namun ternyata kenyataan berkata lain.
Niat jahat mereka, gagal total.
PDI Perjuangan berdasarkan perhitungan riil dan keputusan KPU Alhamdulillah tetap menjadi partai pemenang, berhasil hattrick, tiga kali berturut-turut menjadi pemenang Pemilu sejak 2014.
Berdasarkan hasil rekapitulasi nasional, Rabu (20/3/2024), PDIP meraih suara sebanyak 25.387.279.
Kemudian disusul Partai Golkar dengan mendapat 23.208.654 suara dan Partai Gerindra dengan 20.071.708 suara.
Pertanyaannya, apa salah PDI Perjuangan sehingga merebak berbagai kalimat provokatif ingin menghancurkan partai yang dipimpin putri Proklamator Ibu Megawati Soekarnoputri.
Apalagi fakta memperlihatkan PDI Perjuangan beberapa kali memenangkan Pemilu dan kadernya mendapat kepercayaan rakyat untuk menempati posisi puncak pimpinan Indonesia.
Itu artinya, PDI Perjuangan menjadi partai tertinggi yang masih mendapatkan kepercayaan rakyat Indonesia.
Dalam perjalanan Indonesia, sejak Reformasi tahun 1998 tidak ada partai yang memenangkan Pemilu lebih banyak dari PDI Perjuangan, tentu tidak dimaksudkan untuk jumawa.
Sampai saat ini, sejak reformasi sudah empat kali PDI Perjuangan berhasil memenangkan pemilu bahkan berhasil tiga kali berturut-turut. Lagi-lagi bukti tak terbantahkan betapa sebagian besar rakyat Indonesia sangat mencintai dan mempercayai PDI Perjuangan. Dan kepercayaan inilah yang di jaga sepenuh oleh PDI Perjuangan.
Pada konteks inilah berbagai pernyataan provokatif yang ingin menghancurkan PDI Perjuangan memperlihatkan kentalnya kepentingan politik jangka pendek. Sekedar memenuhi syahwat kekuasaan untuk terus berkuasa.