Layanan Fisioterapi untuk Menunjang Ibadah Haji dan Umrah, Jemaah Sehat Ibadah Lancar
Oleh Fisio Alwan Bashory dan Fisio Erna Satwika
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Layanan fisioterapi dirasakan banyak memberikan manfaat pada saat proses penyelenggraan ibadah haji.
Jemaah merasakan dampak positif. Badan sehat, ibadah pun lancar.
Berikut ulasan speutar layanan fisioterapi pada ibadah haji dan umrah.
Selayang Pandang Fisioterapi
Fisioterapi adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan fisioterapis untuk mengoptimalkan kualitas hidup dengan cara mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan yang berpotensi terganggu oleh faktor penuaan, cedera, penyakit, gangguan fisik dan factor lingkungan melalui metode manual, penggunaan peralatan, serta pelatihan gerak dan fungsi. (KMK no HK.01.07/MENKES/1077/2024 tentang Standar Kompetensi Fisioterapis).
Apa saja yang bisa dilakukan Fisioterapi saat prosesi haji dan umrah?
Fisioterapi dapat berperan di semua lini yaitu pelayanan promotif, prefentif, kuratif maupun rehabilitatif.
Ibadah Haji dan Fisioterapi
Ibadah haji dan umroh adalah banyak menggunakan fisik, diantaranya adalah harus jalan ketika tawaf dan melempar jumroh dan lainnya.
Dan itu bukan hanya satu atau 2 kilometer saja. Sehingga dibutuhkan stamina fisik yang kuat.
Kecuali itu, keseimbangan tubuh sangat berperan dalam ibadah tersebut.
Pelayanan Kesehatan Promotif adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi Kesehatan.
Dalam hal ini Fisioterapi mengambil peran berupa edukasi terkait dengan persiapan fisik saat berhaji dan umrah.
Bahkan dilakukan sebelum Calon Jamaah Haji berangkat .
Apalagi tema Haji tahun 2024 M / 1445 H adalah Haji Ramah Lansia, maka edukasi sangat dibutuhkan untuk Jamaah lansia.
Seperti edukasi tentang risiko jatuh, kesimbangan tubuh, kelenturan otot dan sebagainya.
Intinya adalah edukasi untuk menyiapkan fisik Jamaah agar mampu menjalankan ibadahnya dengan aman, lancar dan terhindar dari cidera.
Dan itu dilakukan saat manasik haji yang diselenggarakan oleh Kantor Urusan Agama masing-masing daerah, KBIHU atau Instansi pemerintah setempat.
Pelayanan Preventif adalah kegiatan pencegahan terhadap masalah kesehatan / penyakit , termasuk pemeriksaan, deteksi dini dan lainnya.
Dalam hal ini Fisioterapi mengambil peran dengan melakukan evaluasi fisik yang cermat.
Adalah mencakup analisa postur (sikap tubuh), keseimbangan , kekuatan otot, dan fleksibilitas.
Dengan Analisa yang mendalam , fisioterapis dapat mengidentifikasi potensi resiko cidera dan merancang program latihan yang sesuai untuk memperkuat area yang rentan cidera.
Latihan tidak hanya bertujuan meningkatkan performa, tetapi juga untuk mengurangi tekanan berlebihan pada sendi dan otot, serta mengurangi kemungkinan cidera.
Sebagai contoh adalah: stretching (penguluran), strengthening (penguatan), koreksi postur tubuh supaya benar.
Pelayanan Kuratif adalah upaya pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan. Tujuan kuratif adalah menyembuhkan penyakit.
Dalam hal kuratif ini, Fisioterapi memiliki berbagai macam intervensi untuk menyembuhkan gangguan gerak dan fungsional.
Pada fase Armuzna (Arrafah, Mudzalifah, dan Mina) yakni saat puncak ibadah haji, banyak ditemukan pasien kelelahan, ada juga yang megalami keseleo kaki (sprain ankle), Fisioterapi berperan langsung pada kondidi-kondisi tersebut.
Penyakit yang paling banyak pada penyelenggaraan Haji tahun ini adalah Pneumonia, PPOK, Jantung, dan kelelahan
Pada kasus pneumonia, Fisioterapi pun mengambil peran penting.
Setelah asesmen, kemudian menganalisa dari permasalahan-permasalahan yang muncul diantaranya : sesak napas, pola napas yang cepat dangkal, batuk , berdahak, spasme otot-otot bantu pernapasan dan otot-otot perut, deformitas sangkar dada, penurunan pengembangan sangkar dada (thorax expantion), penurunan endurance, penurunan mobilisasi pasien karena harus tirah baring (bdrest) lama, sehingga dapat menimbulkan komplikasi bedrest.
Dan intervensi dari permasalahan-permasalahan di atas adalah: Latihan pernapasan (breathing Exercise) yang benar , jenis dan dosisnya sesuai yang diprogramkan Fisioterapis, perbaikan dan pengendalian pola napas, pembersihan jalan napas (airways clearance ), relaksasi otot-otot bantu pernapasan, batuk efektif, mobilisasi sangkar dada (chest mobility) dan mobilisasi dini.
Pelayanan Rehabilitatif atau pemulihan adalah upaya kegiatan dan atau serangkaian kegiaatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. ( UU no 36 tahun 2009).
Ketika jamaah harus dirawat karena sesuatu hal yang menghawatirkan, maka salah satu tugas Fisioterapi adalah mobilisasi dini.
Hal ini dilakukan supaya pasien endurance nya cepat meningkat, cepat mandiri, mengurangi Length Of Stay (LOS) pasien di Rumah Sakit , sehingga terhindar dari penyakit nosokomial atau penyakit karena tertular dari pasien lain yang sedang dirawat bersama.
Demikianlah sekelumit tentang peran Fisioterapi saat penyelenggaran ibadah Haji dan Umroh.
Terima kasih banyak kepada Kemenag dan Kemenkes yang telah mempercayakan Fisioterapi menjadi petugas PPIH pada tahun ini.
Sekiranya ke depan akan lebih banyak lagi Fisioterapis yang dapat menjadi petugas, sehingga lebih banyak lagi Jamaah yang dapat dilayani Fisioterapi.