News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Jokowi Tinggal 2 Bulan Lagi Tapi Pengaruh Politiknya Makin Menjadi, Bagaimana Nasib Demokrasi?

Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Yulis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (14/8/2024). 

MASA jabatan Joko Widodo sebagai Presiden RI tinggal dua bulan lagi. Tepat tanggal 20 Oktober 2024, Jokowi akan berakhir jabatannya. Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka akan menggantikan selama periode 2024-2029.

Hari-hari jelang berakhirnya masa jabatan, Jokowi sibuk meresmikan berbagai proyek infrastruktur yang menjadi prioritasnya selama menjabat dua periode. Jokowi berulangkali datang ke IKN Nusantara untuk mengecek, memastikan proses pembangunan Ibu Kota Negara berjalan sesuai rencana.

Tak terlihat aktifitas berkurang dari Jokowi. Bahkan, 1,5 bulan lalu, Jokowi masih melakukan reshuffle kabinet. Di hari-hari terakhir Jokowi, malah beredar akan ada reshuffle kabinet lagi meski masa tugasnya tinggal dua bulan lagi.

Jokowi tetap menjadi figur sentral meski sudah ada presiden dan wapres terpilih yang akan menggantikannya. Tak hanya di pemerintahan, Jokowi juga menjadi figur utama dalam perpolitikan nasional.

Airlangga Hartarto mendadak mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar. Munas Golkar dipercepat menjadi Munaslub pada 20 Agustus 2024 untuk mencari pengganti Airlangga.

Gunjingan mengarah ke Jokowi di balik mundurnya Airlangga. Serta mencuatnya nama Bahlil Lahadia yang disebut-sebut akan menggantikan Airlangga. Masyarakat tahu persis bahwa Bahlil adalah loyalis tulen Jokowi.

Suara nyaring dari sesepuh Golkar maupun pengurus, kini meredup. Hampir sebagian besar menyetujui Airlangga mundur dan Munas dipercepat yang seharusnya Desember 2024 setelah pelaksanaan Pilkada Serentak di tahun ini.

PDI Perjuangan yang kini menjadi partai pengkritik Jokowi juga gundah. Rumor Jokowi akan merebut kursi Ketua Umum PDIP begitu lantang dinyaringkan petinggi PDIP sendiri, termasuk Megawati Soekarnoputri.

Gonjang-ganjing politik juga makin keras jelang pendaftaran calon kepala daerah untuk Pilkada Serentak yang akan dihelat pada 27 November 2024. Mendadak, Koalisi Indonesia Maju (KIM) mengumumkan KIM Plus.

KIM Plus memakan korban. Anies Baswedan yang awalnya percaya diri akan diusung koalisi parpol saat Pilpres yakni koalisi PKS-Nasdem-PKB, kini gigit jari. Nasdem, PKS dan PKB berbelok arah dan kemungkinan besar bergabung dengan KIM Plus.

DPD PDIP Perjuangan DKI Jakarta yang sudah mengusulkan Anies Baswedan menjadi calon gubernur Jakarta, kebingungan mencari parpol untuk diajak berkoalisi. Kursi PDIP tak cukup jadi modal untuk mengajukan sendiri calon gubernur. Hampir semua Parpol di Jakarta yang memiliki kursi di DPRD, kini merapat ke KIM Plus yang kemungkinan besar akan mencalonkan Ridwan Kamil.

Baca juga: Stafsus Presiden: Tuduhan Ambil Alih Partai Politik Pabrikasi Narasi Insinuatif Downgrade Jokowi

Peta politik di berbagai daerah pun kini ikut semrawut gegara KIM Plus. Termasuk nasib Airin Rachmy Diani yang sebelumnya direkomendasikan Airlangga Hartarto untuk menjadi Cagub Banten.

Airin kini gundah gulana. 10 Parpol di Banten sudah mendeklarasikan diri mengusung calon yang diusung Gerindra yakni Andra Soni-Dimyati Natakusumah.

Airin yang awalnya hendak berkoalisi dengan PDIP di Banten, kini kebingungan. Tanggal 20 Agustus 2024 nanti, Golkar akan memiliki Ketua Umum baru yang diprediksi adalah loyalis Jokowi.

Semua telunjuk atas gonjang-ganjing politik, diarahkan ke Jokowi. Persis tatkala jelang Pilpres, tiba-tiba Gibran Rakabuming Raka yang belum berusia 40 tahun bisa dimajukan sebagai calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo.

Meski Jokowi mengatakan bahwa pencalonan Gibran ketika itu adalah keinginan putranya sendiri, semua kalangan menyebut ada peran besar Jokowi untuk mengubah konstelasi politik.

Dugaan cawe-cawe Jokowi jelang Pilkada Serentak 2024 hanya menjadi pergunjingan politik. Namun masyarakat bisa menerka bahwa gonjang-ganjing Golkar, terbentuknya KIM Plus yang mengubah konstelasi politik, tak akan terjadi kalau tidak ada campur tangan sosok kuat penguasa.

Masyarakat juga menyoroti dinasti keluarga Jokowi di pemerintahan. Gibran Rakabuming Raka sudah sukses terpilih dan tinggal dilantik menjadi Wakil Presiden RI pada 20 Oktober 2024 nanti.

Menantu Jokowi, Bobby Nasution yang kini didukung hampir seluruh parpol di Sumatera Utara kecuali PDIP, diprediksi melengang jadi Gubernur. Putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangareb yang menjabat Ketua Umum PSI, juga menyatakan siap menjadi calon kepala daerah.

Semua telunjuk terkait dinamika politik, semua diarahkan ke Jokowi. Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya di acara pengumuman calon kepala daerah yang diusung PDIP, menyatakan bahwa masa kekuasaan tidak abadi. "Jika waktunya habis maka sebaiknya selesai berkuasa. Jangan cari-cari cara buat melenggangkan," itulah kritik telak Megawati untuk Jokowi.

Masih ada kesempatan bagi Jokowi untuk menjadi bapak bangsa seutuhnya. Masyarakat mengingat jasa besar Jokowi membangun infrastruktur serta meletakkan landasan ekonomi yang kuat di negeri ini.

Biarkan politik berjalan secara dinamis dan demokratis. Terlalu mahal resikonya bagi bangsa ini jika kekuasaan dan hukum dijadikan alat untuk politik.

Demokrasi yang diwariskan pendahulu, harus dijaga dan ditegakkan. Jangan sampai oligarki dan antidemokrasi justru berkembang di kemudian hari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini