Ditulis oleh Yulis Sulistyawan
MASA jabatan Presiden Joko Widodo sebagai Presiden RI akan berakhir tepat tanggal 20 Oktober 2024. Jokowi tinggal beberapa hari menjadi penghuni Istana Negara.
Bahkan Jokowi dan Ibu Irana sudah berpamitan kepada keluarga besar Istana, mulai dari dari pegawai, unsur pengamanan, petugas kebersihan, hingga jurnalis yang selama bertugas di Istana.Dan kini sudah banyak waktunya berada di Kota Solo, rumah pribadinya.
Sementara itu, pelantikan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sudah dijadwalkan oleh MPR RI pada hari Minggu, 20 Oktober 2024.
Gonjang ganjing apakah Gibran bisa dilantik atau tidak lantaran PDIP sedang mengajukan gugatan PTUN terkait penetapan KPU atas hasil Pilpres, sudah terjawab.
PTUN Jakarta menunda pembacaan putusan perkara No.133/G/TF/2024/PTUN.JKT tentang pembatalan Keputusan KPU RI No.360 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilu 2024.
Setelah tak menjadi orang nomor satu di Indonesia, lantas kemana Jokowi berlabuh?
Jokowi beberapa kali menyampaikan bahwa ia akan pulang kampung ke Solo.
Saat ini, pemerintah sedang menyiapkan rumah untuk Jokowi sebagai balas jasa negara untuk Presiden yang telah mengakhiri masa jabatannya.
Rumah hadiah untuk Jokowi ini berada di Jalan Adi Sucipto, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 2 kilometer dari kediaman pribadi Jokowi di Solo.
Untuk urusan politik atau kenegaraan, Jokowi juga beberapa kali mengatakan bahwa ia memilih pulang ke Solo jadi rakyat biasa ketimbang jadi anggota Wantimpres atau Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang kini sedang digodok.
Usai pelantikan Prabowo-Gibran nanti, Jokowi berencana pulang ke Solo dengan menumpang pesawat komersial.
Namun di hari-hari akhir kekuasaannya, Jokowi dan keluarga makin menjadi sorotan, bahkan diadukan ke penegak hukum hingga digugat ke pengadilan.
Adalah Rizieq Shihab bersama beberapa pihak yang menggugat Jokowi sebesar Rp 5,426 triliun. Gugatan itu dilayangkan karena Jokowi dianggap melakukan perbuatan yang melawan hukum berupa rangkaian kebohongan yang dilakukan selama periode 2012-2024.
Gugatan terdaftar dengan nomor perkara 611/Pdt.G/2024/PN Jkt.Pst tanggal 30 September 2024. Menurut Rizieq dan kuasa hukumnya, Jokowi sejak menjadi Cagub DKI Jakarta tahun 2012, Capres tahun 2014 dan 2019 hingga menjabat sebagai presiden, telah melakulan rangkaian kebohongan dan kata-kata bohong yang memberikan dampak buruk terhadap Indonesia.
Persidangan masih berlangsung di PN Jakarta Pusat. Meski Jokowi pasca tanggal 20 Oktober 2024 tak lagi menjabat sebagai Presiden RI, gugatan masih berjalan karena tergugatnya Jokowi, bukan Presiden RI.
Belum tuntas gugatan tersebut, kini akun FufuFafa yang disebut pakar telematika Roy Suryo adalah milik Gibran Raka Buming Raka, sedang diadukan ke Mabes Polri.
Akun Fufufafa diadukan lantaran dianggap melakukan tindak pidana ujaran kebencian dan penistaan agama.
Sayangnya, aduan Edy Mulyadi terkait akun FufuFafa ditolak Polri. Edy Mulyadi diminta mengadukan ke bagian Pengaduan Masyarakat (Dumas) Polri.
Justru yang kena batunya adalah Roy Suryo. Mantan Menpora ini dipolisikan karena menyebut pemilik akun FufuFafa adalah Gibran. Putra sulung Jokowi juga membantah dirinya adalah pemilik akun di KasKus tersebut.
Belum selesai gugatan Rizieq Shihab dan adjuan Edy Mulyadi, putra bungsu Jokowi yang Kaesang Pangarep juga sedang menjadi sorotan. Ia juga dilaporkan ke KPK lantaran diduga menerima gratifikasi yakni menumpang pesawat jet pribadi saat perjalanan bersama istri ke Amerika Serikat.
Mantu Jokowi yakni Bobby Nasution yang sedang mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Sumatera Utara juga jadi sorotan karena pernah menggunakan pesawat jet pribadi bersama istri.
Posisi Jokowi di hari-hari akhir kekuasaannya ibarat pesawat sedang mendarat dengan keras. Sekitar 1 tahun lalu, masyarakat mengelu-elukan nama Jokowi dan bahkan tak sedikit yang menangis lantaran Jokowi akan mengakhiri jabatannya.
Kini dihari akhir jabatannya, jarang menemukan tangisan rakyat di sosial media yang akan kehilangan Jokowi sebagai Presiden RI.
Yang makin ramai justru pergunjingan tentang FufuFafa dan Mulyono.
Baca juga: Pasbata Desak Mabes Polri Proses Laporan Terhadap Roy Suryo Soal Fufufafa: Tunggu Aksi Lanjutannya
Padahal, hasil survei Indikator Politik pada September 2024 ini menyebut, angka kepuasan kinerja terhadap Jokowi masih 74,96 persen. Angka approval rating yang cukup tinggi atas kinerja pemerintahan Jokowi selama 10 tahun menjabat Presiden RI.
Masyarakat heran dengan kenyinyiran akun FufuFafa di platform obrolan KasKus tahun 2013-2014 yang isinya dianggap menghinakan Prabowo beserta keluarganya.
Kejengahan masyarakat terhadap Jokowi diwujudkan dengan menyebut nama Mulyono yang tak lain nama kecil Jokowi.
Meski berulangkali membantah cawe-cawe, namun publik menyebut ada peran besar Jokowi yang membuat Mahkamah Konstitusi (MK) mengubah syarat batas pencalonan presiden-wapres sehingga Gibran yang belum berumur 40 tahun bisa menjadi cawapres.
Kemudian ada tuduhan adanya cawe-cawe Jokowi dalam proses penggantian secara cepat Ketua Umum Golkar yang tiba-tiba mengundurkan diri dan kemudian aklamasi memilih Bahlil Lahadalia. Lantas pembentukan Koalsi Indonesia Merdeka (KIM) sehingga hampir membuat pada Pilkada 2024 ini diikuti banyak pasangan calon tunggal atau lawan kotak kosong.
Puncak kekecewaan masyarakat tatkala DPR RI yang nekat hendak melawan putusan MK tentang syarat batas usia calon kepala daerah. DPR RI akhirnhya membatalkan revisi UU Pilkada sehingga Kaesang batal mencalonkan diri sebagao calon wakil gubernur karena tidak cukup umur.
Dengan kondisi demikian, apakah Jokowi nantinya bisa tenang pulang dan tinggal di kampung halaman?
Sementara nyinyiran, kritikan masyarakat terhadap Jokowi dan keluarganya makin mengental di hari-hari akhir kekuasaan Jokowi.
Jokowi perlu memikirkan apakah perlu tidaknya terjun langsung memimpin atau menjadi penasihat di partai politik tertentu.
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setelah tak menjabat Presiden bisa jadi contoh meskipun tidak ideal.
SBY memilih duduk tenang sambil mengelola dan lantas mewariskan partainya ke putra sulungnya, AHY. SBY hampir tak banyak campur tangan di urusan politik, sepanjang tak menyangkut partainya.
SBY justru menikmati hidup dengan belajar melukis dan bernyanyi yang tak lain hobinya sejak muda.
Anak-anak Jokowi kini akan meneruskan karir politiknya yakni Gibran sebagai Wapres dan Kaesang sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Sayangnya, Gibran dan Kaesang yang diharapkan bisa mengelola ketidaksukaan masyarakat atas politik dinasti Jokowi, justru menjadi sumber kenyinyiran.
Dan akhirnya, Jokowi sendiri yang kemungkinan yang harus turun dan terlibat untuk mengelola sisi minus dari pengabdiannya selama 10 tahun ini dari kampung halamannya.
Selamat Menjadi Rakyat Biasa, Pak Jokowi