Oleh: Bung Fai
Peneliti Lembaga Pendidikan Politik Dignity Politica/Magister Ilmu Komunikasi Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta
TRIBUNNERS - Indonesia berada pada titik penting dalam sejarahnya, di mana kepemimpinan yang kuat dan visioner sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan globalisasi, ketidakpastian ekonomi, dan perubahan geopolitik.
Dua figur utama yang menjadi sorotan adalah Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Keduanya memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, namun masing-masing membawa pendekatan unik untuk memajukan Indonesia.
Baca juga: Mengenal Silsilah Keluarga Prabowo Subianto, Hari Ini Berulang Tahun Ke-73
Jika Prabowo sering dibandingkan dengan pemimpin visioner seperti Lee Kuan Yew, bagaimana jika kita juga bandingkan potensi kepemimpinannya dengan Jokowi?
1. Kepemimpinan yang Kuat dan Tegas
Lee Kuan Yew dikenal karena kepemimpinan yang sangat tegas dan berani mengambil keputusan besar, meskipun terkadang kontroversial. Prabowo juga menunjukkan ciri kepemimpinan yang kuat dengan latar belakang militer dan pendekatan tegas terhadap keamanan dan stabilitas nasional.
Ia percaya bahwa kekuatan politik yang tegas diperlukan untuk menciptakan fondasi yang kokoh bagi pembangunan ekonomi di Indonesia.
Sementara itu, Jokowi dikenal dengan pendekatan kepemimpinan yang lebih demokratis dan merangkul rakyat. Ia sering mendengarkan aspirasi masyarakat di lapangan dan mendorong pendekatan "blusukan" untuk mendekatkan dirinya dengan rakyat.
Jokowi juga lebih memilih untuk memfasilitasi konsensus dan kerja sama daripada menggunakan pendekatan yang lebih keras. Meskipun Jokowi membawa stabilitas politik, gaya kepemimpinan ini sering dianggap kurang tegas dalam hal pengambilan keputusan yang mendesak, terutama terkait reformasi struktural.
2. Fokus pada Pembangunan Ekonomi
Lee Kuan Yew berhasil membangun Singapura sebagai kekuatan ekonomi global dengan fokus pada perdagangan internasional dan investasi asing. Prabowo juga menunjukkan pandangan ekonomi yang inklusif, terutama terkait pertanian, industri, dan infrastruktur.
Prabowo menekankan pentingnya peningkatan kesejahteraan petani dan pengembangan industri dalam negeri untuk menciptakan kemandirian ekonomi, serupa dengan strategi Lee yang pragmatis dalam membangun perekonomian Singapura.
Di sisi lain, Jokowi telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam bidang infrastruktur. Selama masa kepemimpinannya, Indonesia melihat pembangunan besar-besaran dalam bentuk jalan tol, pelabuhan, dan bandara baru. Proyek-proyek infrastruktur ini menjadi salah satu pencapaian utama Jokowi.
Namun, fokus Jokowi yang kuat pada pembangunan infrastruktur belum sepenuhnya menyelesaikan masalah fundamental seperti ketimpangan ekonomi dan daya saing industri. Prabowo, di sisi lain, bisa memberikan perhatian lebih pada sektor-sektor produktif seperti pertanian dan manufaktur.
Baca juga: Ini Tema Pembekalan Buat Calon Wakil Menteri dan Kepala Badan Prabowo-Gibran
3. Penekanan pada Nasionalisme dan Identitas Bangsa
Lee Kuan Yew sangat menekankan pentingnya nasionalisme dalam mempersatukan Singapura yang plural. Ia berhasil menjaga kohesi sosial di negara yang multi-etnis. Prabowo juga dikenal dengan retorika nasionalismenya yang kuat.
Ia sering menekankan kemandirian nasional dan mengangkat isu kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, dengan fokus pada menjaga warisan budaya sambil membawa negara menuju modernisasi.