News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Pilgub DKI Jakarta

Dari Jakarta Banteng Melawan!

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung dan Rano Karno memberikan keterangan menanggapi hasil hitung cepat Pilkada DKI Jakarta 2024 di Jakarta, Rabu (27/11/2024). Dalam keterangannya, Pasangan Pramono Anung - Rano Karno tetap siaga mengawal hasil perhitungan pada setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan mengucapkan terima kasih kepada warga Jakarta atas dukungan yang menempatkan mereka unggul sementara dihasil hitung cepat pada Pilkada DKI Jakarta 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

De ja vu. Pada Pilkada DKI Jakarta 2017, cagub petahana Ahok yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat dan diusung banyak parpol, justru dikalahkan oleh penantangnya, Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang hanya didukung oleh minoritas parpol, meskipun saat itu terjadi "force majeure" atau kejadian luar biasa, yakni divonisnya Ahok sebagai terpidana kasus penistaan agama (Islam). 

De ja vu lagi. Ternyata peristiwa serupa juga terjadi di Pilkada Jakarta 2024 di mana Mas Pram-Bang Doel yang hanya didukung oleh PDIP mengalahkan sementara RIDO yang didukung KIM Plus dan dapat diasumsikan sebagai petahana, karena didukung oleh Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo. Ini Jakarta, Bung! 

Kedua, RIDO banyak mendapatkan sentimen negatif dari publik.

Mengapa? 

Pertama, karena dukungan yang diberikan oleh Prabowo dan Jokowi terlalu vulgar bahkan melanggar etika atau fatsoen politik. Misalnya, video dukungan Prabowo kepada RIDO justru diviralkan di masa tenang, 24-26 November 2024.

Kedua, Ridwan Kamil dan Suswono sendiri suka mengeksploitasi isu pemberdayaan janda. 

Ketiga, Menteri Perumahan dan Permukiman Maruarar Sirait yang merupakan pendukung RIDO mencoba mengusung politik identitas dengan menyatakan para pendukung Mas Pram-Bang Doel yang berasal dari non-muslim akan berpaling karena pasangan penantang itu didukung oleh Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 yang saat kampanye dulu membiarkan berkembangnya politik identitas. 

Alhasil, seperti perang Bharatayuda, Mas Pram-Bang Doel yang hanya didukung PDIP, seperti Pandawa yang hanya berjumlah 5 orang, berhasil mengalahkan RIDO yang didukung KIM Plus, seperti Kurawa yang terdiri atas 100 orang. 

Hanya Ada Satu Kata: Lawan! 

Pilkada Jakarta 2024 sesungguhnya merupakan ajang pertarungan lanjutan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melawan Prabowo-Jokowi usai Pilpres 2024.

Hal yang sama terjadi di Pilkada Jawa Tangah 2024 di mana PDIP mengusung Andika Perkasa-Hendrar Prihadi melawan Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang diusung KIM Plus. 

Sayangnya, jagoan PDIP itu kalah melawan Luthfi-Yasin seperti Ganjar Pranowo-Mahfud Md kalah di Jateng melawan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.

Dus, jika nanti Mas Pram-Bang Doel benar-benar menang di Pilkada Jakarta 2024, maka hal itu akan dikapitalisasi oleh PDIP dan Megawati sebagai modal pokok untuk melakukan perlawanan politik secara berkelanjutan melawan Prabowo-Jokowi dan oligarkinya.

Hal itu pernah dilakukan Anies Baswedan saat menjabat Gubernur DKI Jakarta kepada Jokowi, Presiden RI saat itu. Perlawanan politik Anies itu sempat membuat Jokowi kewalahan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini